TRIBUN-BALI.COM - Jembatan darurat yang menghubungkan Jungutan - Bebandem, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem diperlebar, secara swadaya oleh masyarakat.
Pelebaran dilakukan agar jembatan bisa dilalui lebih leluasa, oleh warga dan pengendara.
Beberapa hari lagi jembatan akan dilalui untuk arak ogoh - ogoh.
Seorang pengendara yang melintas, mengatakan, jembatan darurat ini diperlebar sejak beberapa hari lalu.
Tujuannya masyarakat lebih mudah melintas, terutama saat pengarakan ogoh - ogoh.
Pembangunannya dilakukan secara swadaya oleh warga dan pemuda. Selain itu, mempermudah pengendara saat melintasinya.
Baca juga: Upacara Melasti Rangkaian Nyepi, Polsek Kuta & Pecalang Sinergi Lakukan Pengamanan
Baca juga: Diresmikan di Singaraja, LPK Fuji Academy Bali Buka Kuota 180 Peserta
"Katanya akan dilalui saat pengarakan ogoh - ogoh. Makanya diperlebar jembatan daruratnya.
Sisanya memakai pohon pinang dan bambu. Ini jalan yang akan dilalui arakan ogoh - ogoh di malam pangerupukan," kata pengendara yang enggan menyebutkan namanya, Minggu (19/3/2023).
Perbekel Jungutan, I Wayan Wastika, belum bisa dihubungi.
Sebelumnya yang bersangkutan mengatakan, jembatan darurat dibangun untuk mepercepat aktivitas warga.
Mengingat jalanan yang menghubungkan antar desa, tergerus akibat banjir bandang yang terjadi setahun lalu.
Sehingga jalanan tidak bisa dilalui kendaraan.
Warga Desa Jungutan terpaksa membangun jembatan darurat, karena akses jalan tergerus air hujan akhir 2022.
Jalan putus saat bencana banjir bandang bulan Oktober 2022.
Warga bersama petugas sempat mengurug dengan material.
Sayangnya, material hanya bertahan satu minggu.
Jalanan kabupaten kembali tergerus air hujan.
Jembatan darurat didirikan warga secara swadaya.
Dengan harapan aktivitas warga tak terhambat.
Seperti ke sekolah, pasar, sembahyang, dan lain sebagainya.
Perbaikan jembatan secara permanen kemungkinan dilaksanakan akhir 2023.
"Makanya sangat diperlukan jembatan sementara, untuk mempercepat aktivitas masyarakat," jelas Wastika.
Kabid Bina Marga, Dinas PUPR Kabupaten Karangasem, I Wayan Surata Jaya, mengaku timbunan material yang sebelumnya diletakan di jalan tergerus kembali.
Mungkin dikarenakan volume air hujan lumayan banyak dan cukup deras.
Rencana pemerintah daerah (pemda) Karangasem akan menganggarkan tahun 2023 mendatang.
"Jalan pelintas kemarin tergerus lagi. Jalanan ini merupakan jalur aliran sungai di saat hujan turun.
Kemarin penangganannya hanya menggunakan timbunan material, agar bisa dilalui kendaraan dan pejalan kaki," kata Suratajaya.
Untuk penangganannya rencana dianggarkan tahun 2023, bersamaan dengan pengerjaan jalan lainnya.
Selain jalan ini, ada juga beberapa jalan berstatus kabupaten yang mengalami kerusakan karena bencana banjir bandang tahun kemarin.
Seperti di Kecamatan Sidemen, Kecamatan Bebandem, dan Kecamatan Selat. (*)