Pemilu 2024

Manuver Sandiaga Bisa Ubah Peta Koalisi, Pengamat Ingatkan Kemungkinan Duet Gerindra - Gerindra

Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sandiaga Uno

JAKARTA, TRIBUN-BALI.COM - Menguatnya kedekatan Sandiaga Uno dengan salah satu elemen Koalisi Perubahan berpotensi mengganggu arah jalannya koalisi oposisi ini.

Tapi rencana pembentukan koalisi besar juga harus hati-hati dengan kabar Sandiaga Uno yang keluar dari Gerindra.

Bukan tidak mungkin, manuver Sandiaga ini untuk memunculkan pasangan Capres-Cawapres Prabowo-Sandiaga.

Peringatan ini disampaikan pengamat politik Arifki Chaniago yang mengomentari dinamika politik koalisi belakangan ini, terutama setelah Sandiaga hengkang dari Gerindra.

Arifki berpendapat, bukan tidak mungkin manuver Sandiaga menyebabkan bubarnya Koalisi Perubahan yang terlihat sudah solid.

Pernyataan pimpinan PKS bahwa Sandiaga masih masuk dalam pertimbangan sebagai salah satu kandidat Cawapres bagi Anies Baswedan, bisa dibaca sebagai sinyal yang bisa merusak soliditas Koalisi Perubahan (KP).

"PKS sepertinya masih mencari-cari komitmen lain dengan figur di luar KP. Padahal ada kesepakatan di koalisi yang seharusnya dijalankan. Apalagi sudah ada penandatanganan piagam koalisi," ujar Arifki, Selasa, 11 April 2023.

"Selain itu, meski dalam politik semuanya mungkin, sulit membayangkan Anies masih bisa memiliki chemistry dengan Sandiaga, setelah Sandiaga mengungkit-ungkit soal utang yang ternyata sudah selesai," kata Arifki.

"Dari lima kriteria Cawapres yang ditetapkan Anies hampir semuanya tidak dimiliki Sandi," tambah Arifki.

Baca juga: Said Klaim Puan yang Awali Koalisi Besar, Inisiatif Temui Prabowo, Airlangga dan Cak Imin

"Kriteria bisa menjaga soliditas koalisi, serta membantu efektivitas pemerintahan kelak, sulit dijalankan Sandi karena dia bukan pengambil keputusan dalam partai. Apalagi Sandi kabarnya sudah pamit dari Gerindra," kata Arifki.

"Selain itu, kriteria memiliki chemistry serta sama-sama memiliki visi perubahan, juga tidak dimiliki Sandi, mengingat dia selama ini bagian dari status quo," tambah Arifki.

Arifki juga bertanya-tanya: "Pengalaman buruk kehilangan kursi cawagub DKI Jakarta dan ditinggalkan oleh Sandi dengan masuk ke kabinet Jokowi kok seperti tidak menjadi pertimbangan PKS?"

Arifki mengingatkan, jika ditarik bergabung, Sandiaga dan kekuatan logistiknya bisa mengancam soliditas Koalisi Perubahan, apalagi jika ada anggota koalisi yang tergoda.

"Kalau itu terjadi Koalisi Perubahan bakal sulit memainkan narasi oposisi, yang selama ini menjadi kekuatannya. Tapi di sisi lain, (calon) koalisi besar juga harus juga hati-hati," lanjut Arifki.

"Bisa jadi kabar Sandi pamitan dari Gerindra dan Prabowo justru untuk mengecoh Parpol-Parpol yang ada di koalisi besar. Bisa jadi ia akan gerilya via PPP yang ujungnya mengupayakan munculnya pasangan calon Prabowo-Sandi. Ujung-ujungnya yang menang bisa saja Gerindra-Gerindra," prediksi Arifki. (*)

Berita Terkini