Rohmadi melanjutkan, keponakannya memang semenjak kecil sudah bercita-cita sebagai anggota TNI.
Sehingga meskipun sempat gagal, tidak membuat Pratu Miftahul melupakan keinginannya itu.
“Orangnya ( Pratu Miftahul Arifin) sepak terjangnya dari kecil pengen jadi angkatan. Selepas SMA istirahat setahun,” tambahnya.
Rohmadi menambahkan, Pratu Miftahul bukan pertama kali ini ditugaskan ke Papua.
Sebelumnya, pada tahun 2018 sudah diberangkatkan untuk mengamankan wilayah yang dulu bernama Irian Barat tersebut.
Penugasan kedua kepada Pratu Miftahul terjadi pada Mei 2022.
Ibu Pratu Miftahul Arifin, Parmini sedang memegang foto putranya yang gugur setelah kontak tembak dengan kelompok separatis terorisme (KST) kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Papua, Senin 17 April 2023
Rencananya Pratu Miftahul akan pulang ke rumah selepas lebaran 2023.
Namun takdir berkata lain, Pratu Miftahul gugur setelah terjadi baku tembak dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Distrik Mugi, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, Sabtu (15/4/2023), sekitar pukul 16.00 WIB.
Rohmadi mengaku terpukul atas kepergian keponakannya.
“Sebenarnya akan pulang pada Mei 2023 ini. Ya sedih pasti,” katanya.
(*)
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Panglima TNI: Tak Ada Humanis untuk KKB di Papua,