TRIBUN-BALI.COM, BULELENG - Penolakan pembangunan Terminal LNG (Liquefied Natural Gas) di Kawasan Sidakarya, Denpasar
Selatan oleh Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan nampaknya bukan hanya sekadar isu.
Pasalnya saat ditemui di Buleleng Jumat (28/4), Luhut telah menegaskan pembangunannya akan dilakukan di tengah laut.
Baca juga: Sudah Ambil Energi Cadangan, Bali Perlu LNG Sebagai Energi Baru dan Bersih Untuk Masa Depan
Pensiunan Jenderal TNI ini menyebut, pembangunan Terminal LNG akan dipindahkan ke laut dengan jarak sekitar 4 kilometer dari bibir pantai.
Ia pun menargetkan, pembangunannya akan tuntas dilakukan dalam 1,5 tahun ke depan atau pada akhir 2024.
Hanya saja Luhut tidak menyebutkan lokasi persis dari rencana pembangunan ini.
Baca juga: Menko Marves RI Tolak Terminal LNG Sidakarya, 3 LSM Desak Gubernur Koster Stop Proyek Ini
Kebijakan membangun terminal LNG di kawasan laut kata Luhut dilakukan agar tidak mengganggu pariwisata dan merusak mangrove.
"Pariwisata jangan dicampuradukkan dengan Terminal LNG. Akan kami pindah ke laut. Jadi resort tidak terganggu, pembangunan listrik bersih bisa dilakukan dan mangrove juga tidak terganggu," singkatnya. (*)
Berita lainnya di Terminal LNG