TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, pembangunan Terminal LNG akan dilakukan di tengah laut.
“Pariwisata jangan dicampuradukkan dengan Terminal LNG. Akan kami pindah ke laut. Jadi resort tidak terganggu, pembangunan listrik bersih bisa dilakukan dan mangrove juga tidak terganggu," ucap Luhut Binsar Pandjaitan di Buleleng pada Jumat 28 April 2023.
Menanggapi hal tersebut, Wahana Lingkungan Hidup Indonesia Provinsi Bali (Walhi Bali) angkat bicara.
Baca juga: Bukan di Sidakarya, Luhut Sebut Terminal LNG Akan Dibangun di Tengah Laut
Hal tersebut disampaikan oleh Made Krisna Dinata, Direktur Eksekutif Walhi Bali saat dihubungi Tribun Bali pada Sabtu 29 April 2023.
Pria yang akrab disapa Bokis itu mempertanyakan lokasi pasti pembangunan Terminal LNG yang rencananya akan dibangun di tengah laut.
Bahkan, isu pembangunan terminal LNG di tengah laut telah mencuat ke publik, sebelum Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkannya.
Baca juga: Luhut Tak Rekomendasikan Pembangunan LNG Sidakarya, Giriantari Ingatkan Bali Harus Mandiri Energi
“Di tengah laut mana? Gimana cara kita menanggapi kalau kita nggak tahu spesifik tempatnya di mana. Itu poin pertama.”
“Dari kemarin kan konsepsinya begitu, disampaikan oleh Pemerintah Provinsi Bali. Sudah tidak di mangrove, tapi digeser ke tengah laut atau LNG terapung. Statement yang sudah keluar itu,” ungkap Bokis kepada Tribun Bali.
Selain mempertanyakan lokasi pasti pembangunan Terminal LNG di tengah laut, Bokis juga menyoroti konsistensi surat Kemenkomarves ke Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 16 Maret 2023 lalu.
Baca juga: Luhut Tak Rekomendasikan Pembangunan Terminal LNG, WALHI-KEKAL-FRONTIER : Sesuai Harapan Kami
Pada pokoknya, surat yang ditandatangani langsung oleh Luhut Binsar Pandjaitan itu menerangkan, rencana pembangunan Terminal LNG dan jaringan pipa gas bersih oleh PT DEB tidak direkomendasikan.
“Bagaimana Kemenkomarves menanggapi atau bersikap terkait surat yang sudah dikeluarkan, yang di mana dalam surat tersebut mengatakan tidak merekomendasikan pembangunan Terminal LNG dan jaringan pipa gas bersih oleh PT DEB,” tanya Bokis.
Baca juga: LNG Penting Untuk Keberlanjutan Energi di Bali, Gung Adhi Harap Surat Menko Marves Dikaji Ulang
Disinggung soal dampak pembangunan Terminal LNG di tengah laut, Bokis menerangkan, pembangunan tersebut dapat merusak terumbu karang.
Sementara itu, terumbu karang dinilai memiliki peran vital dalam mengurangi abrasi.
Baca juga: Isu Penolakan Menko Luhut Pada Pembangunan Terminal LNG Sidakarya, PT DEB Belum Terima Surat Resmi
Rusaknya terumbu karang karena pembangunan Terminal LNG, secara tak langsung akan berdampak pada diperparahnya abrasi di daerah pesisir.
“Ketika terumbu karang hancur, terumbu karang itu kan vital. Apabila itu hancur, maka mampu memperparah abrasi terhadap di pesisir sekitar.”
“Pasti ada impact atau dampak yang akan ditimbulkan,” pungkas Made Krisna Dinata alias Bokis, Direktur Eksekutif Walhi Bali. (*)
Berita lainnya di Teminal LNG