TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Wisatawan India masuk lima besar terbanyak mengunjungi Bali dibandingkan warga negara lainnya.
Banyaknya wisman dari India membuat para pengusaha kuliner mulai banyak menghadirkan restoran yang menjual khusus makanan India di Bali.
Hal tersebut disampaikan pengusaha restoran India bernama Queen's Tandoor, Puneet Malhotra.
Pengusaha asal India ini menceritakan bagaimana mulanya ia membuka bisnis makanan India di Bali, yang selain digandrungi warga India banyak juga wisman dari Negara lain yang penasaran, seperti Australia dan Inggris.
Baca juga: Masakan Khas Perbatasan Cina Rusia Hadir di Resto Cha Ching Clan Canggu, Hidangan Sang Kaisar
Masakan yang dibuat di restorannya bahannya 90 persen diimpor dari India, dan juga ketua juru masak adalah orang India.
Pria yang sudah 24 tahun tinggal di Indonesia ini menuturkan alasan mendatangkan rempah-rempah dari India, karena rempah-rempah Indonesia dan India sangat berbeda.
Sampai cabai juga didatangkan dari India.
Masakan India yang dijual di restorannya dimodifikasi, sehingga tidak keras rasa rempahnya.
Masakan India yang disenangi di Indonesia diantaranya nasi briyani, kari ayam, roti India dan keju India (paneer).
“Cabai merah bubuk harus beli dari India. Beda rasa dan aromanya. Kunyit juga. Rempah hampir 90 persen dari India. Kalau beras dan daging beli di Indonesia. Juru masak ini memiliki izin kerja dan izin tinggal resmi di Indonesia," jelasnya, Sabtu 29 April 2023.
Bahkan, tepung juga didatangkan dari India, karena di Indonesia tidak ada yang menjual.
Yang paling banyak dibeli nasi briyani, berasnya panjang sekitar 1,5 sentimeter, disukai orang wisatawan Taiwan, Indonesia, dan Tiongkok.
Kari ayam paling laku di restorannya, karena bisa diterima oleh lidah bukan orang India.
Dijelaskan pelanggan restorannya sebagian besar dari India, tapi banyak juga pelanggan orang Indonesia yang datang ke restorannya. Baik dari Surabaya hingga Jakarta.
Puneet mengatakan, WNA India sangat tertarik datang ke Bali, jika ada penerbangan langsung ke Bali jumlahnya tiga atau empat kali lipat dari sekarang.
“Orang India saat ini suka datang ke Bali, mereka mau kembali ke Bali jalan-jalan, pesawat dari India ke Bali pengeluarannya minimum Rp 10 juta. Ke Amerika bisa dapat Rp 6 juta. Kalau ke Vietnam bisa Rp 3 juta sampai Rp 4 juta. Itu sudah pulang pergi. Ke Indonesia jauh lebih mahal," paparnya.
Kendati demikian, orang India sangat mengagumi Pulau Dewata, hal itu dibuktikan wisman India masuk lima besar terbanyak berkunjung ke Bali. (*)
Kumpulan Artikel Bali