Pengamat Nilai Pemanggilan Gibran usai Bertemu Prabowo Jadi Pertanda PDIP Punya Nyali Tegur Presiden
TRIBUN-BALI.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah menilai pemanggilan Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka oleh DPP PDI Perjuangan usai pertemuannya dengan Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra Prabowo Subianto menjadi penanda bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dedi Kurnia Syah mengatakan jika PDIP ingin menunjukan nyali bisa menegur presiden sekalipun.
Bahkan, ia pun mengatakan PDIP tak segan-segan untuk menegur keluarga presiden jika kedapatan melakukan manuver-manuver politik yang tidak sesuai dengan arahan Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri.
"Memanggil Gibran pada dasarnya juga bukan untuk Gibran, tetapi penanda untuk Jokowi, jika PDIP juga punya nyali menegur Presiden dan keluarganya sekalipun," kata Dedi Kurnia Syah kepada Kompas.com, Senin 22 Mei 2023 malam.
Dedi menilai, pemanggilan tersebut tak hanya ditujukan pada Gibran, melainkan juga kepada Jokowi.
Sebab, menurut Dedi, pertemuan Gibran dan bakal calon presiden (capres) Partai Gerindra, Prabowo Subianto yang berujung pemanggilan itu sudah diketahui sebelumnya oleh Jokowi.
Bahkan, kata Dedi, bisa saja Jokowi yang telah mengatur pertemuan di Solo, Jumat 19 Mei 2023 itu.
Baca juga: Gibran Bakal Berhadapan dengan DPP PDIP, Hari Ini Pertanggungjawabkan Manuver ke Prabowo
"Ini gambarkan jika Jokowi mulai terbuka memainkan peran dengan dua kaki. Satu sisi di Ganjar, sisi lain di Prabowo, karena Gibran tidak mungkin berseberangan dengan Jokowi," ujar Dedi.
Ia pun berpandangan, pertemuan Gibran dan Prabowo jelas bermuatan politis. Apalagi, dengan hadirnya relawan Jokowi-Gibran dalam pertemuan yang terselenggara di sebuah kafe di Solo itu.
Menurut dia, keduanya bukan sebagai Wali Kota Solo dan Menteri Pertahanan ketika bertemu.
"Pertemuan terbuka dengan adanya relawan jelas nuansanya politis, sama halnya hadirnya Jokowi di Musra, itu politis, bukan sebagai kepala negara. Untuk itu, Prabowo dan Gibran pun senada, mereka sebagai politisi," tutur dia.
Di sisi lain, Dedi menilai PDIP merasa dirugikan atas aksi Gibran bertemu Prabowo.
PDI-P, kata dia, akan tahu jika sedang dipermainkan relawan.
"Setengah hati Jokowi membela partai tentu akan sangat berimbas," ujar Dedi.
Gibran Tak Kapok
Meskipun mendapatkan teguran dari PDIP, Gibran menegaskan jika dirinya tidak kapok bertemu dengan Prabowo Subianto.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya menghadap ke petinggi partai di Kantor DPP PDIP, Menteng, DKI Jakarta pada Senin 22 Mei 2023.
"Enggak (kapok bertemu Prabowo)," tutur Gibran, Selasa 23 Mei 2023.
Gibran menjelaskan kapasitasnya hadir dalam pertemuan dengan Prabowo sebagai Wali Kota Solo.
Sementara Prabowo hadir sebagai Menteri Pertahanan.
Prabowo tidak hadir dengan kapasitas bakal calon Presiden Pemilu 2024 dalam pertemuan dengannya.
"Saya menjemput Pak Menteri," jelas dia.
"Menjamu Pak Menteri. Dah tugas saya itu saja," tambahnya.
Kehadiran itu sebagai bentuk keramahan dan kebaikan tuan rumah dalam menyambut tokoh yang berkunjung ke Solo.
Hal tersebut seperti saat dirinya sarapan dengan Anies Baswedan di sebuah hotel Kota Solo tahun lalu.
Baca juga: Hasil Survei Mengekor PDIP dan Gerindra, Demokrat Klaim Semakin Solid dan Militan Jelang Pilpres
"Semua orang saya terima," tutur dia.
"Pak Anies. Kita pengajian bareng," tambahnya.
Menurutnya, menyambut seorang tokoh merupakan bentuk upayanya untuk menjadi tuan rumah yang baik.
"Nanti malam juga ada Pak Gubernur," kata Gibran.
"Kan pasti kami terima. Sing jenenge tuan rumah kan gitu," tambahnya.
(*)
Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Tidak Kapoknya Gibran Bertemu Prabowo, Meski Berujung Pesan 'Diam' Dari Mega : Semua Saya Terima dan di Kompas.com dengan judul Soal Pemanggilan Gibran, Pengamat: Penanda bagi Jokowi, PDI-P Punya Nyali Tegur Presiden dan Keluarganya.