TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sejak tiga tahun belakangan ini, monyet liar kerap menjadi buah bibir masyarakat di Kabupaten Gianyar, Bali.
Sebab tak jarang, monyet liar masuk ke pemukiman warga, mencuri buah-buahan di tegalan, dan sebagainya.
Bahkan ada pula monyet yang masuk ke Kantor DPRD Gianyar.
Namun tak banyak yang bisa dilakukan, mengingat saat ini ekosistem monyet memang kian hari kian terkikis.
Informasi dihimpun Tribun Bali, Rabu 21 Juni 2023, monyet liar yang mengganggu ketentraman ini merupakan primata yang sebelumnya tinggal di pepohonan besar di pinggiran sungai-sungai besar di Kabupaten Gianyar.
Seperti Sungai Petanu, Sungai Ayung dan sebagainya.
Serta, di Sungai Petanu kawasan Desa Kemenuh, Sukawati, Gianyar, Bali.
Di sana, kawanan monyet sudah masuk ke tegalan warga.
Kawanan monyet ini melakukan penjarahan pada komoditi tanaman kebun warga, seperti jagung, pisang, kacang-kacangan serta komoditi lain.
Baca juga: Warga di Nusa Penida Resah, Hasil Kebun Habis Dimakan Monyet
Hal itu dikatakan, Perbekel Kemenuh, Dewa Nyoman Neka.
Dia menjelaskan, di sepanjang Sungai Petanu wilayah Desa Kemenuh, terdapat tiga titik tempat populasi monyet.
Titik pertama di air terjun Tegenungan, titik kedua di air terjun Umanyar, terakhir di wilayah kuburan Desa Kemenuh atau dekat Wihara Blahbatuh.
"Sekarang monyet sudah terbiasa mendatangi rumah warga dengan berkelompok sampai lima ekor," ujarnya.
Pihaknya pun menyadari tak bisa melakukan tindakan keras terhadap monyet ini.
Karena itu, dalam meminimalisir gangguan, warga secara sukarena memberikan pakan berupa buah sisa atau nasi.
Pakan tersebut digantung di pepohonan, berharap monyet mengambilnya dan tak mencuri hasil pertanian.
Dewa Neka pun mengatakan, biasanya petugas objek wisata Air Terjun Umanyar memberikan pakan secara langsung.
Dan, setelah dilakukan hal itu, secara berangsur-angsur monyet menjadi jinak.
"Kawanan monyet ini mulai jinak dan dekat dengan warga setelah diberikan pakan," ujarnya.
Dengan kondisi ini, ke depan Dewa Neka berinisiatif menjadikan kedekatan monyet dengan warga sebagai salah satu atraksi wisata.
Hanya saja, diakui melakukan pendekatan dengan kawanan monyet butuh waktu yang lama.
Begitu juga dengan warga di sekitar kawanan monyet, tidak selalu memiliki ketersediaan pakan.
Salah satu opsi mendapatkan dana untuk menyediakan pakan bagi monyet ini, Dewa Neka memberi kesempatan kepada wisatawan lokal dan asing berdonasi seikhlasnya.
"Kami masih melakukan penataan dan saat ini belum bisa memungut retribusi, dan perangkat aturan sedang disusun. Harapan kami, bila wisatawan ramai berkunjung, maka persoalan pakan monyet bisa teratasi dan menjadikan sebagai atraksi bisa terwujud," harapnya.
Gangguan monyet juga terjadi di kawasan tegalalan Desa Buahan dan Buahan Kaja.
Monyet ini berasal dari Sungai Siap yang ada di Timur desa.
"Sejak sejak covid-19 monyet menjarah hasil kebun warga. Tapi dibiarkan saja, karena kebanyakan pemilik kebun tak lagi mengandalkan hasil kebun," ujar I Ketut Dana Wirawan," ujarnya.
(*)