TRIBUN-BALI.COM - Timedoor Academy menyelenggarakan lomba coding pembuatan game terbesar di Bali.
Lomba tersebut sebelumnya diselenggarakan secara online, dengan peserta sebanyak 100 orang.
Kini, hadir 30 peserta terbaik pada puncak acara yang diselenggarakan di Trans Studio Mall Bali Denpasar, Bali pada Minggu, 25 Juni 2023.
Timedoor Academy merupakan perusahaan di bidang IT yang menyediakan kursus coding.
Didirikan oleh pria asal Jepang bernama Yutaka Tokunaga (37) pada tahun 2019, dengan cabang yang sudah go internasional.
Lomba pada hari ini dikatakan memiliki 3 kategori, yakni junior, kids, dan teen.
Para peserta yang merupakan 30 peserta terbaik itu pun, ternyata tak hanya berasal dari Bali, namun beberapa juga berasal dari luar Bali.
Yang mana lomba dikuti oleh anak-anak usia 5-17 tahun.
Acara pun digelar dengan sangat meriah.
Para peserta antusias memamerkan kepada para pengunjung tentang game yang telah berhasil mereka ciptakan.
Ketika ditemui Tribun Bali, Yutaka nampak sangat bersemangat dan ramah menyapa para orang tua murid hingga murid-muridnya.
Yutaka menjelaskan, bahwa pihaknya termotivasi membuat kursus coding lantaran ingin memotivasi anak-anak yang ada di Bali khususnya, untuk tak bergantung pada sektor pariwisata saja.
Baginya, generasi muda memiliki banyak peluang di segala bidang.
“Saya senang sekali. Anak-anak semua di sini sejak usia dini sudah belajar bahasa coding, mereka sudah bisa mencipatakan karya mereka sendiri,” ungkap Yutaka.
Ia menjelaskan, bahwa pihaknya ingin generasi di Indonesia agar siap untuk menatap masa depan yang akan semakin canggih.
Tak hanya Yutaka, para orang tua peserta pun nampak memiliki pemikiran yang sama.
Salah satunya seorang ayah bernama Boby.
Ia mengaku, awalnya tak mengajari anaknya coding, namun dirinya sudah mulai memperlihatkan sisi mengasyikkan dari coding sejak lama, hingga akhirnya anaknya menjadi lebih ahli darinya.
Ia memiliki pola pikir bahwa cara lama maupun baru dalam mengajarkan anak sama pentingnya, namun orang tua zaman sekarang tidak boleh menutup diri untuk mengikuti zaman.
“Aturan lama itu mau gak mau harus tetap dilakukan, tapi kita harus membeli bekal ke anak. Seandainya anak gagal dengan cara lama, ia dapat mencoba dengan cara baru, dengn bekal yang sudah kita beri,” paparnya.
Di akhir, Yutaka pun memberi motivasi bagi para generasi muda yang berminat di bidang coding agar lebih tertarik belajar dan mendalami coding.
“Saya sering bilang pada anak-anak. Jika hanya main game saja yang didapat hanya dimarah orangtua. Jadi cobalah untuk membuat game, kamu akan membuat orang tua bangga, Karena bermain game dengan membuat game adalah hal yang sama-sama mengasyikan,” ungkapnya. (*)