Pihaknya akan mengetengahkan berbagai isu yang selama ini menyelimuti para developer di Pulau Seribu Pura.
Salah satunya soal pengurusan izin, atau Online Single Submission (OSS)
"Kemudian bagaimana LSD (Lahan Sawah Dilindungi) di BPN, ini kan menjadi isu yang sangat teknis, dan sangat strategis yang harus kita bahas. Jadi kami meminta narasumber tidak lagi berbicara pada tataran teori, tetapi bagaimana kita langsung diskusi panel," ungkap Indrawan.
"Sehingga para anggota yang ingin bergerak lagi, yang ingin mengembangkan lagi potensi-potensi yang sudah ada, jadi lebih jelas, lebih paham," lanjutnya.
Sedangkan sesi kedua, pihaknya akan menghadirkan narasumber dari perbankan.
Perbankan yang hadir dalam Rakerda ini adalah dari Bank Negara Indonesia (BNI).
"Narasumber akan berdiskusi panel dengan kita, bagaimana dari sisi pendanaan, dari sisi pembiayaan terhadap developer dan bagi pembeli," pungkasnya.
Hadir pula dalam acara Rakerda, Gubernur Bali I Wayan Koster.
Koster menyebutkan DPD REI Bali harus memikirkan dan membuat hunian di Bali, untuk 100 tahun ke depannya dengan memerhatikan unsur-unsur budaya Bali.
Seperti tinggi bangunan, dan tak melupakan arsitektur Bali.
Menanggapi hal ini, ketua DPD REI Bali, I Gede Suardita akan menyampaikan fokus dan pembentukan tim di Rakerda DPD REI Bali.
"Nantinya kita akan memikirkan apa yang dikatakan pak Gubernur, bahwa Bali ini memiliki potensi yang besar dibidang real estate. Maka untuk itu, DPD REI akan membentuk tim yang berfokus seperti apa kata Pak Koster di mana kita perhitungkan juga besaran lahan di Bali, dengan prospek pembangunan hunian yang ramah lingkungan," tutup Gede Suardita.(*)