TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dua kader Golkar Klungkung, I Dewa Gede Dwi Mahayana Putra alias Dewa Wiwin dan Nyoman Wiriyanto terlibat perkelahian.
Informasi yang dihimpun Tribun Bali, perkelahian tersebut berlangsung di Kantor DPD II Golkar Klungkung pada Senin 10 Juli 2023 sore.
Hal tersebut kemudian menyita perhatian publik lantaran keduanya merupakan bacaleg DPRD Klungkung di Pemilu 2024.
Baca juga: Dua Bacaleg Golkar Klungkung Berkelahi, Wakil Ketua DPD Bali: Tak Terkait Pemilu
Menanggapi hal tersebut, Golkar Bali membantah perkelahian dua kadernya itu berhubungan dengan Pemilu 2024.
Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Bidang OKK (Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan) DPD Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara melalui jumpa pers di Kantor DPD Golkar Bali pada Rabu 12 Juli 2023 sore.
Suamba Negara mengatakan, perkelahian tersebut tak ada kaitannya dengan pencalegan Pemilu 2024 mendatang.
Baca juga: Sekretaris Golkar Klungkung Lapor ke Polres, Pasca Terkena Pukulan Bacaleg
Pasalnya, batas akhir perbaikan bacaleg DPRD Kabupaten/Kota se-Bali berlangsung hingga 9 Juli 2023 lalu.
Sedangkan perkelahian Dewa Wiwin dan Nyoman Wiriyanto baru terjadi pada Senin 10 Juli 2023.
“Peristiwa ini, peristiwa yang terjadi tidak ada terkait dengan pencalegan karena pencalegan sudah berakhir tanggal 9 Juli (2023). Peristiwa (perkelahian) terjadi tanggal 10 (Juli 2023),” terang Suamba Negara.
Baca juga: Waktu Habis! PAN Gianyar Tak Serahkan Perbaikan Data Bacaleg
Bahkan, Dewa Wiwin dan Nyoman Wiriyanto bertarung pada dapil yang berbeda dalam perebutan kursi DPRD Klungkung.
Suamba Negara menuturkan, Dewa Wiwin bertarung di dapil Klungkung. Sementara itu, Nyoman Wiriyanto bertarung di dapil Banjarangkan.
“Beda dapil. Satu di Banjarangkan, satu di Kota (Klungkung). Sama sekali tidak ada kaitan dengan pencalonan,” tegasnya.
Disinggung soal dampaknya pada perolehan kursi DPRD Klungkung dari Golkar, Suamba Negara mengklaim tak ada imbas yang berarti.
Hal tersebut lantaran kejadian perkelahian itu merupakan peristiwa yang biasa dan didasarkan pada salah paham.
“Ini peristiwa yang biasa. Salah pengertian. Biasa. Bagi kami, tidak ada imbas yang maksimal,” pungkas Wakil Ketua Bidang OKK (Organisasi, Kaderisasi, dan Keanggotaan) DPD Golkar Bali Dewa Made Suamba Negara.
Ketua DPD II Golkar Klungkung Luh Komang Ari Ayu Ningrum yang juga hadir dalam kesempatan tersebut menuturkan, kejadian tersebut berlangsung pada Senin 10 Juli 2023 sore.
Mulanya, ia ke Kantor DPD II Golkar Klungkung guna memeriksa progres surat undangan lantaran pada 15 Juli 2023, Golkar Klungkung akan menggelar acara.
Ningrum yang tiba sekitar pukul 14.00 Wita itu mendapati Dewa Wiwin yang menjabat sebagai Sekretaris Golkar Klungkung menempati ruangan ketua.
Ningrum menjelaskan, ketua, sekretaris, administrasi, dan tamu telah memiliki ruangannya masing-masing.
Saat itu, Dewa Wiwin dikatakan tengah menelepon seseorang. Lantaran tak ingin mengganggu, Ningrum mengambil sejumlah dokumen dan keluar dari ruangan ketua.
Usai Dewa Wiwin mengakhiri perbincangannya melalui telepon, Ningrum kembali mencoba untuk masuk ke ruangannya guna memakai ruangan tersebut untuk menyelesaikan sejumlah dokumen.
Saat Ningrum meminta Dewa Wiwin keluar dari ruangan ketua, Dewa Wiwin dikatakan justru meminta Ningrum menyelesaikan dokumen di kursi tamu yang ada di ruangan ketua.
Ningrum menuturkan, lantaran terjadi cekcok dengan suara yang keras, Nyoman Wiriyanto yang mendengar hal tersebut kemudian memasuki ruangan ketua dengan maksud melerai.
Nyoman Wiriyanto masuk ke ruangan guna membujuk Dewa Wiwin untuk keluar dari ruangan ketua.
Namun, hal tersebut tak diindahkan Dewa Wiwin dan terjadi cecok antara Nyoman Wiriyanto dan Dewa Wiwin.
Lebih lanjut, I Nyoman Wiriyanto yang hadir dalam jumpa pers sore tadi menjelaskan, dirinya membujuk Dewa Wiwin untuk keluar dari ruangan ketua dengan cara menyentuh tangannya.
Namun, ajakan Nyoman Wiriyanto ditolak Dewa Wiwin dan mengklaim merasa diintimidasi.
Lantaran terlibat adu mulut, kata Nyoman Wiriyanto, Dewa Wiwin kemudian mengeluarkan ponselnya dan merekam kejadian sembari memancing Nyoman Wiriyanto untuk memukul dirinya.
Geram, Nyoman Wiriyanto kemudian menyundul bagian wajah Dewa Wiwin dan kemudian dibalas hal serupa oleh Dewa Wiwin.
Usai saling sundul, Dewa Wiwin melontarkan kalimat yang dianggap Nyoman Wiriyanto merendahkan harkat dan martabat keluarganya.
Keduanya melanjutkan perkelahian dengan saling bertukar pukulan. Nyoman Wiriyanto dikatakan sempat terjatuh dan ketika hendak bangun, tangannya digigit oleh Dewa Wiwin.
Pertengkaran berakhir ketika Nyoman Wiriyanto berhasil memojokkan Dewa Wiwin di salah satu sudut sofa dengan cara menekan sikunya ke leher Dewa Wiwin.
Lantaran tak dapat bergerak dan mulai lemas, Nyoman Wiriyanto kemudian melepaskan kunciannya dari Dewa Wiwin dan perkelahian berakhir.
Selama perkelahian, staf Golkar Klungkung sempat melerai keduanya. Namun perkelahian tetap berlanjut lantaran tak dapat membendung kekuatan Dewa Wiwin dan Nyoman Wiriyanto. (*)