TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR - Sudah lebih dari dua bulan, Unit Reskrim Polsek Ubud melakukan penyelidikan terhadap kasus dua sapi tewas misterius di Subak Bija, Banjar Ambengan, Desa Sayan, Kecamatan Ubud, Gianyar, Bali.
Namun hingga kini, polisi masih belum menemukan titik terang.
"Masih proses penyelidikan," ujar Kanit Reskrim Polsek Ubud, Iptu Nyoman Agus Putra Ardiana singkat, Jumat 18 Agustus 2023.
Baca juga: Hanya 6 Hari Langsung Disahkan! DPRD Gianyar Ketok APBD Perubahan, PAD Dirancang Naik Rp323 Miliar
Iptu Ardiana tak menjawab alasan pihaknya belum bisa memecahkan kasus tersebut.
Namun sebelumnya, ia pernah mengatakan bahwa penyelidikan, kekuarangan petunjuk.
Sebab, TKP merupakan kawasan persawahan yang jauh dari pemukiman.
Baca juga: Pemkab Gianyar Buat Mal Pelayanan Publik Senilai Rp 70 Miliar
Terlebih lagi, pelaku diduga melakukan aksinya saat malam hari, sehingga tak ada masyarakat yang melihat orang yang mencurigakan sebelum kejadian.
"Kendalanya petunjuk di seputaran TKP nihil," ujar Iptu Ardiana belum lama ini.
Oleh karena bukti yang minim di TKP, pihak kepolisian juga sempat mendatangi pedagang sapi dan perusahaan yang biasa menjagal sapi.
Hal itu untuk mencari tahu adanya oknum yang menjual kaki sapi ke sana. Namun upaya tersebutpun belum memberikan petunjuk ke aparat.
Baca juga: Jangkauan Angkutan Siswa Gratis Gianyar Semakin Luas, Kini Layani 17 SMP
Diberitakan sebelum, dua ekor sapi ditemukan tewas di Subak Bija, terjadi di waktu yang berbeda.
Diawali oleh matinya sapi milik I Kadek Widagde pada Selasa 30 Mei 2023. Lalu sapi milik I Nyoman Darsana pada Jumat 9 Juni 2023.
Matinya sapi milik Darsama ini, hampir sama dengan kondisi sapi milik Widagde.
Yakni mayat sapi kehilangan kaki belakang, serta kandang sapi dipenuhi cipratan darah segar. Sementara jarak kandang sapi antara Widagde dengan Darsana cukup jauh. (*)