TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR – Bali digadang-gadang menjadi tempat yang dipilih untuk berlibur ditengah parahnya polusi udara di ibukota Jakarta.
Tentunya hal ini memberikan dampak positif bagi okupansi atau tingkat hunian kamar hotel di Bali.
Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Suryawijaya diwawancarai mengatakan, okupansi sedikit terpengaruh dari kejadian tersebut. Kenaikan okupansi terjadi namun tidak signifikan.
“Ada pengaruh, tapi tidak siginifikan. Dia (warga ibukota) kan tidak menetap, mereka berlibur. Lebih baik dia berlibur di Bali, udaranya masih lebih bagus daripada ibu kota," jelasnya pada, Selasa 22 Agustus 2023.
Kenaikan okupansi ini dikatakannya mulai terjadi sejak awal Juli lalu. Ketidaknyamanan warga di ibu kota diakuinya akan membuat mereka pergi ke Bali.
Tidak hanya Bali beberapa daerag lainnya juga menjadi sasaran tempat berlibur sementara untuk bebas dari hiruk pikuk kota besar.
Bali sendiri menurutnya tentu akan mendukung perpindahan tersebut jika dari sisi berlibur.
Namun jika perpindahan bersifat permanen dan membuat penuh, tentu tidak akan baik untuk Bali karena akan menjadi beban.
Sementara itu, bedasarkan data dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai nampak pada Juli jumlah penumpang domestik melejit.
Tercatat penumpang di Bandara Ngurah Rai mencapai 483.339 penumpang datang dan 510.259 penumpang berangkat sehingga total melayani 993.598 penumpang.
Sementara catatan Bandara Ngurah Rai pada bulan Juni yaitu melayani sebanyak 909.341 penumpang domestik.
Adapun rinciannya yaitu 463.549 penumpang datang dan 445.792 penumpang berangkat.
Dari data tersebut nampak jumlah penumpang domestik pada Juli lebih banyak dibandikan Juli.
Baca juga: Alat Berat Mulai Robohkan Kios Pasar, 100 Persen Pedagang Sudah Berkemas Pindah
Baca juga: Minat Petani Gianyar Ikut Asuransi Padi Minim
Jakarta menjadi rute domestik tersibuk dengan jumlah 508.375 penumpang selama bulan Juli. Demikian pada bulan Juni jumlah penumpang rute Jakarta-Denpasar yaitu 459.887 penumpang. (*)