Berita Buleleng

Kemenko Buat Demplot Cabai dan Bawang di Buleleng, Kerjasama Dengan Paskomnas Serap Produk Petani

Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura, Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Yuli Sri Wilanti (paling kiri) saat memanen hasil demplot bawang merah di Desa Bila, Rabu 13 September 2023 - Kemenko Buat Demplot Cabai dan Bawang di Buleleng, Kerjasama Dengan Paskomnas Serap Produk Petani

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian RI membuat demplot cabai dan bawang merah seluas 60 are di Desa Bila, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng, Bali.

Cabai dan bawang merah pun dipilih sebab selama ini kedua produk pertanian itu menjadi salah satu pemicu inflasi.

Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis Hortikultura Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Yuli Sri Wilanti mengatakan, program ini diberi nama closed loop, dan telah dilakukan di 18 kabupaten yang ada di Indonesia.

Tujuannya untuk menyambungkan hulu dan hilir.

Baca juga: Harga Cabai Rawit Kian Pedas di Kalangan Petani Lokal di Bangli Bali

Di mana petani dapat dengan mudah mendapatkan akses mulai dari pupuk, bibit, pendampingan hingga akses pasarnya.

"Kalau petani sudah mendapatkan kepastian harga dan pasar, produksinya pasti berkelanjutan dan ketersediaan pasokan pangan tercukupi. Artinya setiap daerah memiliki sentra untuk memenuhi kebutuhan daerahnya. Kalaupun tidak bisa memenuhi, bisa dilakukan kerjasama antar daerah," jelasnya.

Sementara, Kepala Dinas Pertanian Buleleng, Made Sumiarta pada Rabu 13 September 2023 mengatakan, program dari Kementerian ini merupakan pengembangan agribisnis dari hulu hingga hilir, berkolaborasi dengan sejumlah pihak seperti pemerintah, Bank Indonesia Provinsi Bali dan off taker dalam hal ini Pasar Komoditi Nasional (Paskomnas).

Tahun ini demplot cabai dan bawang merah yang dibuat baru seluas 60 are.

Pada 2024 mendatang, pihaknya pun berharap Kementerian bisa membuat demplot yang lebih seluas 10 hektar di kawasan Kubutambahan dan Gerokgak.

Di mana pada demplot ini, cabai yang dibudidayakan jenis dewata, sementara bawang merah jenis sanren.

"Program ini digarap dari hulu ke hilir. Dari hulu ada penyedia bibit dan pupuk, di hilir kerjasama dengan Paskomnas dan Perumda Pasar di masing-masing kabupaten, sehingga produk petani bisa diserap dengan harga yang wajar," jelasnya.

Sumiarta menyebut khusus untuk cabai varietas dewata banyak disukai oleh masyarakat hingga di daerah Bangli, Klungkung dan Denpasar.

Sementara bawang merah varietas sanren memiliki keunggulan dari segi rasa dan ukuran yang lebih besar.

Sanren cocok ditanam di wilayah Buleleng, yang memiliki suhu udara lebih panas.

Lahan pertanian cabai dan bawang merah di Buleleng ditambahkan Sumairta sebenarnya cukup luas.

Halaman
12

Berita Terkini