Berita Badung

ODGJ Asal Punggul, Abiansemal Akhirnya di Bawa ke RSJ Setelah Videonya Dikurung Tuai Kritikan!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu warga yang ODGJ di Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal dikurung dengan pintu jeruji besi.

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Warga Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Badung, yang mengidap Skizofrenia atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), akhirnya mendapat pemeriksaan medis dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJ) Bali.

Bahkan ODGJ yang diketahui bernama MSA itu langsung diangkut, untuk mendapatkan perawatan intensif pada Senin 18 September 2023.

Bahkan Tim dari RSJ Bali (Bangli), langsung turun dan melakukan pemeriksaan. Dari hasil pemeriksaan memang menunjukkan adanya gangguan mental atau Skizofrenia.

MSA memang saat ini ditempatkan pada sebuah ruangan, yang berpintu merupakan jeruji besi. Ia seakan tidak begitu parah, mengingat lancar saat berbicara.

 

Baca juga: VIRAL! ODGJ di Punggul Dikurung dengan Pintu Jeruji Besi di Rumahnya, Tuai Kritik & Ada Klarifikasi

Baca juga: Terima Paket Berisi 2 Kg Ganja, Agus Hendra Dituntut 11 Tahun Penjara!

Warga Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Badung, yang mengidap Skizofrenia atau Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ), akhirnya mendapat pemeriksaan medis dari Rumah Sakit Jiwa Provinsi (RSJ) Bali. Bahkan ODGJ yang diketahui bernama MSA itu langsung diangkut, untuk mendapatkan perawatan intensif pada Senin 18 September 2023. (Istimewa)

 

Namun tidak jarang MSA, memang sering ngomong sendiri dan bertingkah aneh. Bahkan secara riwayat memang pernah menjalani perawatan di RSJ Bali sebanyak lima kali, terakhir pada tahun 2015. 

"Dari hasil pemeriksaan pasien memang masih memiliki Skizofrenia. Terakhir dirawat di RSJ pada tahun 2015," ujar Dokter Spesialis Kejiwaan RSJ Bali, Bagus Surya Kusumadewa.

Pihaknya mengakui saat ini, kondisinya masih mengalami halusinasi. Seakan ada suara-suara yang menyuruh dia atau mengajak bicara.

Diakui, kondisi yang terjadi pada pasien ini lantaran sudah lama tidak minum obat. Padahal sudah ada yang memberikan, tetapi obat tersebut malah dibuang. Sehingga untuk sementara akan kembali dirawat di RSJ Bali.

"Mungkin memang harus kita rawat dan diberikan obat. Karena obatnya dibuang-buang dan orang di sini mungkin mengira obatnya sudah diminum," sambungnya.

Terkait penanganannya, Dokter Bagus mengatakan penanganannya tergantung pada kondisi pasien. Setiap pasien berbeda, ada yang dua minggu sudah membaik hingga diberikan rawat jalan dan ada pulang yang perlu perawatan panjang.

"Nanti kita lihat perkembangannya, sementara kita tidak bisa memastikan. Karena semua bergantung pada kondisi pasien," jelasnya.

Sementara pihak keluarga sangat bersyukur jika MSA bisa diberikan perawatan medis. Pasalnya keluarga takut MSA mengamuk hingga terpaksa dikurung.

"Kalau biasa-biasa saja saya tidak tega ngurung dia. Kami sebagai keluarga juga terpaksa untuk menghindari hal yang tidak diinginkan," kata Ni Ketut Ayu Suka Sulasih.

Saudara MSA ini mengaku kakaknya sudah sakit dari 25 tahun yang lalu. Bahkan dalam perawatannya tetap diberikan makan tiga kali sehari, bahkan makananya juga beragam sesuai yang diminta.

"Saya sangat setuju dan terimakasih karena mendapatkan perawatan, dan bantuan dari RSJ Bali," imbuhnya.

 

Salah satu warga yang ODGJ di Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal dikurung dengan pintu jeruji besi. (Istimewa)

 

Sebelumnya, ODGJ yang merupakan warga Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal diduga mengidap skizofrenia ramai di media sosial. Pasalnya ODGJ itu dikurung di sebuah ruangan berpintu jeruji besi.

Video tersebut diunggah oleh akun bernama I Wayan Setiawan melalui akun media sosial tiktok miliknya. Pada video itu Wayan Setiawan itu mengaku bahwa dirinya adalah teman sekolah dari ODGJ tersebut yang diketahui bernama MSA.

Bahkan dalam vidio yang diunggahnya, Setiawan mengaku ODGJ itu hanya tinggal bersama bapaknya yang sudah tua. Bahkan ia juga menjelaskan kondisi MSA.

Tidak hanya itu, Setiawan juga mengkritik pemerintah Kabupaten Badung, lantaran dianggap tidak bisa mengurus ODGJ. Sehingga pemerintah setidaknya bisa memanusiakan manusia.

"Pemkab Badung yang memiliki anggaran besar namun tidak bisa mengurus ODGJ," kata Setiawan pada video tersebut. (*)

 

Berita Terkini