Berita Badung

ODGJ Dikurung dengan Pintu Jeruji Besi di Badung, Bali, Ini Kata Perbekel

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Salah satu warga yang ODGJ di Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal dikurung dengan pintu jeruji besi - ODGJ Dikurung dengan Pintu Jeruji Besi di Badung, Bali, Ini Kata Perbekel

TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dari Banjar Dinas Kelodan, Desa Punggul, Kecamatan Abiansemal, Badung, Bali, yang diduga mengidap skizofrenia ramai di media sosial.

Pasalnya ODGJ itu dikurung di sebuah ruangan berpintu jeruji besi.

Video tersebut diunggah oleh akun bernama I Wayan Setiawan melalui akun media sosial tiktok miliknya.

Pada video itu Wayan Setiawan mengaku dirinya adalah teman sekolah dari ODGJ tersebut yang diketahui bernama I Made Sumandi Arta.

Baca juga: Sejak Januari hingga Awal September 2023, 61 ODGJ Diamankan Satpol PP Denpasar, Termasuk 3 WNA

Bahkan dalam video yang diunggahnya, Setiawan mengaku ODGJ itu hanya tinggal bersama bapaknya yang sudah tua.

Ia pun menjelaskan kondisi Sumandi Arta yang memprihatinkan.

Tidak hanya itu, Setiawan juga mengkritik Pemerintah Kabupaten Badung, lantaran dianggap tidak bisa mengurus ODGJ.

Menurutnya, pemerintah setidaknya bisa memanusiakan manusia.

"Pemkab Badung yang memiliki anggaran besar namun tidak bisa mengurus ODGJ," kata Setiawan pada vidio tersebut.

Setelah video tersebut ramai di media sosial, muncullah video yang mengklarifikasi akan apa yang di sampaikan Wayan Setiawan itu.

Pada video klarifikasi tersebut seorang pria yang tidak menyebutkan namanya membantah pernyataan Setiawan.

Dikatakan Sumandi terus mendapatkan perawatan dari keluarga. Bantuan dari pemerintah desa, daerah, hingga pusat berupa PKH juga diberikan.

Setiawan pun menilai, video yang dibuatnya itu membuat Pemkab Badung kebakaran jenggot.

Pasalnya semua akun media sosial beramai-ramai me-repost vidio klarifikasi tersebut.

Terkait video viral tersebut, Kelian Banjar Dinas Kelodan, Gusti Made Sudika, mengungkapkan kondisi Made Sumandi Arta selama ini sudah bolak-balik menjalani penanganan dan perawatan di RSJ Bali lebih dari 10 kali.

Ada juga bantuan dari sebuah yayasan yang ikut membantu pengobatan.

Adapun ODGJ tersebut didiagnosa alami ganguan jiwa sejak tahun 1998.

"Made (Sumandi Arta) ini usianya 46 tahun sekarang. Jadi dia sakitnya sudah sejak muda, usia 21 tahun (tahun 1998). Sebelum itu kondisinya normal. Bahkan saat masa sekolah, saya anggap dia adik kelas. Kita belajar bersama, mormal-normal saja waktu itu," ungkapnya saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Minggu 17 September 2023.

Pihaknya menyatakan Sumandi Arta sebenarnya sudah diobati oleh keluarganya.

Sumandi kerap menjalani pengobatan di RSJ, namun setelah dirawat dan dipulangkan, seminggu dua minggu kemudian Sumandi kembali mengamuk, bahkan pernah melempari rumah tetangga hingga melakukan kekerasan pada siswa.

"Ada sekolah TK dan SD di dekat rumahnya," jelasnya.

Sumadi disebut-sebut bertipikal agak keras dan pendendam.

Bahkan pada waktu kambuh, dia ngamuk hingga ke SD.

Terkait vidio tersebut ramai di media sosial, pihaknya juga mengakui mengenal orang yang memviralkan yakni Wayan Setiawan.

Sudika melanjutkan, pihak keluarga juga sudah mengklarifikasi pernyataan Wayan Setiawan yang menyebut Sumandi Arta kurang mendapat perhatian.

Bahkan KK Sumandi Arta menjadi salah satu penerima manfaat PKH dari pusat.

"Dalam satu KK hanya terdiri dari dua orang yakni Sumandi Arta dan ayahnya yang sudah renta berusia 75 tahun," jelasnya.

Selama ini, warganya yang ODGJ itu diurus oleh iparnya. Mereka satu banjar tapi tidak satu rumah.

"Jadi diviralkan seolah-olah kurang mendapat perhatian, kurang dirawat dan tidak dapat bantuan, itu tidak benar. Kenyataannya sudah banyak dapat bantuan dari pemerintah dan PKH penerima bantuan dari pusat," tegasnya lagi.

Sementara itu Perbekel Desa Punggul, Kadek Sukarma menjelaskan, keluarga Sumandi memiliki tiga rumah yang berbeda.

Namun hal itu tidak mengurangi perhatian kepada Sumandi. Bahkan dirawat dengan baik.

"Dia mendapatkan perawatan, sepatutnya makan juga diberikan. Termasuk obat juga rutin diberikan. Pengakuan keluarga sudah 10 kali berobat ke RSJ Bali," ucapnya.

Hanya saja alasan Sumandi dikurung, diakui karena ketika mengamuk kerap melakukan kekerasan kepada orang lain.

Dari adanya hal tersebut pihak keluarga pun meminta agar mendapatkan bantuan pembuatan rumah khusus untuk Sumandi. (gus)

Kumpulan Artikel Bali

Berita Terkini