Ikan Besar Terdampar di Pekutatan

5 Hewan Laut Dilindungi Terdampar Lalu Mati di Pesisir Jembrana Tahun Ini

Penulis: I Made Prasetia Aryawan
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Situasi saat petugas dari YJSI melakukan penanganan terhadap tubuh hiu paus terdampar di pesisir Pantai wilayah Banjar Yeh Kuning, Desa/Kecamatan Pekutatan, Jembrana, Jumat 29 September 2023.

TRIBUN-BALI.COM, NEGARA  - Dalam kurun waktu sembilan bulan terakhir di tahun 2023, tercatat ada lima peristiwa temuan hewan laut terdampar di pesisir selatan Kabupaten Jembrana.

Diantaranya paus sperma, hiu paus hingga lumba-lumba.

Temuan didominasi di wilayah Kecamatan Pekutatan. 

Menurut data yang dihimpun, temuan pertama kali adalah paus sperma sepanjang 17 meter di pesisir Pantai Yeh Leh, Desa Pengeragoan, Kecamatan Pekutatan pada 8 April 2023 lalu. 

Kemudian temuan lumba-lumba terdampar di Pantai Tembles, Desa Penyaringan, Kecamatan Mendoyo pada 27 April 2023 lalu. 

Temuan lumba-lumba terdampar di pesisir Pantai Cupel, Kecamatan Negara pada 30 Mei 2023 lalu.

Selanjutnya temuan hiu paus di Pantai Air Kuning, Kecamatan Jembrana pada 17 Juni 223 lalu. 

Terakhir adalah temuan hiu paus di Pantai Pekutatan, Banjar Yeh Kuning, Desa/Kecamatan Pekutatan, hari ini 29 September 2023.

"Hari ini menjadi temua ke lima. Sebelumnya juga pernah ditemukan paus sperma, lumba-lumba hingga hiu paus di beberapa tempat Jembrana," ungkap Pengawas Perikanan Muda Satuan Kerja PSDKP Jembrana, Nopen Setiawan, Jumat 29 September 2023.

Rata-rata, kata dia, temuan hewan laut dilindungi ini ditemukan terdampar dalam kondisi mati.

Seluruhnya kemudian dilakukan pengecekan dan dikubur tak jau dari tempat ditemukan. 

"Untuk yang terakhir ini yakni hiu paus masih menunggu penanganan nekropsi dari tim dokter hewan JSI," jelasnya.

Sebelumnya, Kepala Balai Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Laut (BPSPL) Denpasar, Permana Yudiarso menyebutkan, dalam beberapa tahun memang ditemukan kejadian paus terdampar. 

Untuk di tahun 2022 lalu, ada dua kejadian penemuan paus terdampar dan sudah dikubur.

Namun, penyebab kematiannya tak diketahui secara pasti karena petugas tidak melakukan nekropsi.

Kemudian, hingga April 2023 lalu, sudah ditemukan tiga kejadian paus terdampar di wilayah pesisir pantai di Bali.

Mulai dari Pantai di Karangasem, Tabanan dan terakhir di Jembrana.

Yudiarso menjelaskan, melihat fenomena saat ini, paus yang terdampar dan akhirnya mati diduga karena ada penyakit.

Namun, dugaan tersebut masih belum dipastikan karena harus menunggu hasil uji lab terhadap hasil nekropsi yang dilakukan.

Proses nekropsi kemungkinan akan membutuhkan waktu sekitar tiga sampai empat minggu lamanya. 

"Dugaan sementara karena ada penyakit. Tapi untuk memastikan, masih menunggu hasil uji lab dari nekropsi," jelasnya saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu.

Dia melanjutkan, jika memang benar paus mati karena penyakit, artinya ada sesuatu yang janggal atau masalah pada habitatnya yakni perairan.

Sehingga, semua pihak atau semua elemen masyarakat diharapkan untuk bersama-sama menjaga kebersihan lingkungan, terutama dari sampah maupun zat berbahaya agar jangan dibuang ke laut.

Baca juga: BREAKING NEWS: Ikan Berukuran Besar Ditemukan Terdampar di Pesisir Pantai Pekutatan Jembrana

"Sementara baru dugaan (penyakit). Kami belum berani memastikan karena harus menunggu hasil uji lab usai nekropsi. Tapi jika benar karena penyakit, artinya ada sesuatu terhadap habitatnya. Karena faktor utama dari kesehatan biota kita dari lingkungan dan makanannya," tegasnya.

"Kami harap seluruh elemen masyarakat untuk ikut menjaga kebersihan lingkungan agar tak berdampak kepada perairan kita. Ketika perairan terancam, sumberdaya yang berada di dalamnya juga terancam keselamatannya," imbaunya.(*)

Berita Terkini