Berita Tabanan

Ditutup Sehari, TPS Kelating Ditata, Kiriman Sampah Overload 300 Ton

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Fenty Lilian Ariani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kondisi TPS Kelating yang sedang ditata ulang.

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Tempat Pembuangan Sementara (TPS) Kelating sebelumnya disebut TPA, ditutup sehari oleh pengelola TPS.

Pengelola sendiri ialah Desa Adat Kelating yang menata ulang supaya sampah darurat dari tiga kabupaten/kota bisa teratasi.

Penutupan ini dilakukan pada Minggu 22 Oktober 2023 ini.

Pantauan di lapangan, untuk truk-truk pengangkut sampah memang tidak seperti biasanya.

Yang memadati sepanjang jalur masuk ke TPS Kelating. Jalanan berpasir sepi dari truk-truk yang mengangkut sampah dari Kabupaten Badung, Kota Denpasar dan Kabupaten Tabanan.

Dua ekskavator pun nampak bertengger diantara sampah di dalam TPS Kelating.

Tidak ada aktivitas apapun pada akhir pekan ini.

Informasi di lapangan juga mengakui, bahwa memang ada penutupan sehari ini untuk penataan keluar masuk truk.

Sehingga lebih memudahkan untuk membuang sampah.

Di sisi lain, persoalan sampah darurat ini sejatinya membuat Desa Adat Kelating selaku pengelola kewalahan. Karena sampah bisa mencapai 300 ton per hari.

Bendesa Adat Kelating, Dewa Made Maharjana mengatakan, bahwa overload sampah sudah pasti terjadi di bekas galian C wilayah yang dipimpinnya itu.

Dan sejatinya, tempat pembuangan sampah saat ini hanya bersifat sementara. Bukan merupakan tempat pembuangan akhir.

Sehingga, galian C yang ada itu adalah TPS dan bukan TPA. Itu merupakan reklamasi untuk kubangan kemudian sudah tertutup.

“Ini bukan TPA tapi TPS, yang merupakan Bekas galian C, karena ada reklamasi dan hanya untuk skup di desa saja,” ucapnya.

Baca juga: Harga Cabai di Pasar Badung Capai Rp65 Ribu Per Kilogram

Menurut dia, atas bencana darurat sampah, pihaknya tidak ada pilihan, usai Pemkab Tabanan meminta bantuan.

Seandainya bisa memilih, maka pihak Desa Adat akan menolak.

“Kalau bukan darurat sampah dan untuk Bali. Kami pasti sudah nolak. Kami sudah sangat kewalahan. Apalagi bau sampah begini kan menyengat. Dan bekas galian itu peruntukan bukan TPA,” ungkapnya.

Selama beberapa waktu terakhir atau setelah kebakaran TPA Suwung dan Mandung, sambungnya, paling tidak ada 300 ton sampah yang dibuang di TPS Kelating.

Akumulasi dari sekitar 100 hingga 150 truk yang membuang sampah di Kelating.

“Khususnya untuk hari ini ditutup. Karena mau ditata,” jelasnya.

Dewa Maharjana menegaskan, bahwa TPS Kelating ini nantinya akan dilakukan pengurusan sampah dengan tanah.

Alasannya, sejatinya ke depannya akan dijadikan untuk hutan desa, atau untuk pariwisata. Dimana akan ditanam tanaman langka seperti majagau dan gaharu. 

Terkait dengan banyakannya sampah plastik, ia melanjutkan, bahwa itu juga menjadi persoalan.

Sebab, seharusnya pengirim sampah sudah menaati pemilahan sampah. Pihaknya akhirnya terpaksa menerima. Dan tetap saja diurug.

Padahal, seharusnya Desa Adat Kelating tidak dibebani tentang hal itu. Singkat kata, pemilahan sampah itu berjalan sesuai basis sumber.

“Dan seharusnya ini bisa dilakukan desa lain. Karena TPS itu sejatinya buat desa bukan untuk di luar desa,” ungkapnya.

Untuk alat berat sendiri, ia menambahkan, bahwa memang mendapat bantuan dari Pemkab Tabanan dan Badung.

Alat berat yang fungsinya, biar tidak menggunung atau untuk didorong ke kubangan menggunakan ekskavator tersebut. 

“Harapan kami setiap desa itu bisa mengelola sampahnya sendiri. Sehingga tidak sampai atau harus mengirim keluar desanya. Karena punya kami itu bukan TPA tapi TPS. Bukan untuk orang luar,” bebernya. (*).

Berita Terkini