Parahnya, ada enam embung yang sudah habis airnya. Dua embung menipis lantaran didistribusikan ke warga.
"Jumlah embung di Karangasem sekitar 17 unit. 6 embung sudah kering, tidak ada airnya. 2 embung sudah tipis volume airnya, sekitar 0.10 meter. 1 embung rusak, dan membutuhkan perbaikan.
Untuk embung yang lain masih ada air, cuma hanya beberapa centimeter,"ungkap I Made Wiguna, Minggu (29/10) kemarin.
Ditambahkan, air embung habis karena sudah dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar beberapa bulan lalu.
Jumlah warga memanfaatkan bervariatif, puluhan hingga ratusan KK."Air embung sudah menyambung ke rumah penduduk, terutama yang dekat embung. Air dipakai saat kemarau seperti ini," katanya.
"Air embung biasanya digunakan untuk kebutuhan seharinya. Seperti makan, minum, mandi, serta cuci. Kadang juga dimanfaatkan untuk beri minum ternak.
Yang mendistribusikan air embung biasanya penjaga. Air sudah didistribusikan ke masyarakat,"jelas Wiguna.
Sedangkan pasokan air di embung yang lainnya diperkirakan cukup untuk memenuhi 1 bulan ke depan.
Seperti Embung Teluk Buana, Kec. Selat sisa volume air sekitar 1.20 meter. Sampai hari ini air masih dimanfaatkan.
Embung Badeg Dukuh volume airnya masih 4.60 meter, sedangkan tinggi maksimal 7 meter.
Embung Yeh Kori, Kec. Bebandem sisa volume air sekitar 1.40 meter. Embung Tanah Aron sisa airnya sekitar 2.90 meter.
Kemudian embung untalan sisanya sekitar 1.90 meter. Embung Datah II sisa air masih 1 meter lebih.
Embung Baturinggit sisa sebanyak 0.50 m. Embung Besakih sisa 1.40 meter, dan Bukit sisa 1.30 meter.
Untuk diketahui, beberapa daerah berpotensi kesulitan air. Dari 78 desa / kelurahan di Kab. Karangasem, 37 Desa di Kab. Karangasem berpotensi kesulitan air bersih musim kemarau.
Daerah berpotensi kesulitan air berada di dataran tinggi, dan tandus secara geografis, tak ada sumber air. Seperti Kec. Kubu, Abang.(*)