TRIBUN-BALI.COM, BANGLI - Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan (PKP) Bangli melakukan pengadaan benih padi sebanyak 5 ton pada APBD 2024.
Benih padi tersebut nantinya disalurkan pada lahan pertanian, yang tidak tercover bantuan dari APBN.
Hal tersebut diungkapkan Kepala Dinas PKP Bangli, I Wayan Sarma, Jumat (24/11/2023).
Dikatakan dia, bantuan benih padi tersebut merupakan bentuk keberpihakan pemerintah terhadap petani.
Baca juga: Kritisi Politik Dinasti, Pengamat Politik UMY Apresiasi Deklarasi Sumpah Pemuda 2.0 oleh Gen Z
Selain itu sebagai bentuk insentif dari Perda Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (LP2B).
Sarma mengatakan, total bantuan benih sebanyak 5 ton dengan anggaran Rp 71 juta. Sarma tidak menyebut jenis/varietas benih padi yang nantinya akan diberikan.
Namun ia memastikan benih tersebut cocok dengan kondisi cuaca maupun struktur tanah di Bangli.
"Yang jelas kualitas benihnya telah bersertifikat atau berlabel biru," tegasnya.
Lebih lanjut dijelaskan, untuk pendistribusian benih padi, nantinya lewat pengajuan dari subak melalui Petugas Penyuluh Lapangan (PPL).
Selanjutnya petugas akan melakukan verifikasi untuk dimasukkan sebagai calon penerima.
"Tujuan verifikasi ini agar bantuan yang diberikan tepat sasaran," katanya.
Baca juga: Sidang Dugaan Korupsi SPI Unud, Adi Panca: Prof Antara Perintahkan Saya Buat Fitur Ubah Nilai
Pejabat asal Desa/Kecamatan Tembuku ini tidak memungkiri jika Kabupaten Bangli sampai saat ini masih kekurangan produksi beras.
Bahkan jumlah kekurangan terus mengalami penambahan tiap tahunnya.
Misalnya di tahun 2018, di mana produksi beras sebanyak 18 ribu ton lebih, jumlah kebutuhan justru mencapai 22 ribu ton lebih.
Sehingga mengalami kekurangan sebanyak 3 ribu ton.
Sedangkan di tahun 2022 jumlah kekurangan produksi beras tercatat semakin tinggi, yakni mencapai 11 ribu ton lebih.
Sementara produksi beras hanya sebanyak 14 ribu ton lebih, yang mana jumlah ini tidak mampu memenuhi kebutuhan sebanyak 26 ribu ton lebih
Ia menjelaskan penghitungan kebutuhan beras di Bangli mengacu pada jumlah penduduk.
"Misalnya pada tahun 2018, dari total jumlah penduduk Bangli sebanyak 226.200 jiwa, kebutuhan beras sebanyak 22 ribu ton," ungkapnya.
Baca juga: Walikota Jaya Negara Serahkan Bantuan Hibah Kepada 39 Penerima di Kota Denpasar
Kekurangan kebutuhan beras di Bangli, lanjut dia, salah satu faktornya juga dipengaruhi dari peningkatan jumlah penduduk.
Di mana setiap tahun, penduduk Bangli terus bertambah.
"Tercatat pada tahun 2022, jumlah penduduk Bangli telah mencapai 267.133 jiwa. Sehingga kebutuhan beras juga meningkat, menjadi 26 ribu ton lebih," ucap dia.
Sarma mengatakan, pemberian bantuan benih beras ini sebagai salah satu upaya pemerintah, untuk memperkecil jumlah kekurangan produksi beras.
Upaya lainnya untuk memenuhi kebutuhan beras, yakni mengandalkan suplai dari kabupaten lain. (mer)