TRIBUN-BALI.COM, BADUNG – Garis polisi bertuliskan dilarang melintas itu terlihat membentang di kamar kos nomor 10 tempat ditemukannya jenazah mahasiswa asal Medan, berinisial ASN yang kini penyebabnya masih diselidiki pihak kepolisian.
Tribun Bali berkesempatan menengok langsung kondisi tempat kejadian perkara (TKP) di mana tampak banten untuk upacara Ngulapin yang usai dilakukan oleh pemilik kos pasca meninggalnya ASN di dalam kamar kost yang berlokasi di Kuta Selatan, Badung, Bali itu.
Semerbak aroma kopi menyeruak untuk menetralisir bau ceceran darah dari jenazah ASN yang ditemukan tergantung dengan tali berwarna putih tepat di balik pintu yang dikaitkan di Loster ventilasi udara pintu kamar kos.
Di lantai teras kos korban juga di depan pintu masih terlihat lembaran-lembaran kertas berwarna cokelat dipasang dengan ditindih sendal untuk menutup ceceran darah yang jatuh di teras.
Baca juga: UPDATE Kasus Mahasiswa Tewas di Bali: Polisi Belum Temukan Tanda Kekerasan, Tunggu Hasil Otopsi
Sebelumnya terkait penemuan jenazah ASN menjadi gempar di jagat maya saat keluarga korban menguggah kondisi jenazah yang dinilai dalam kondisi tak wajar seperti mayat pada umumnya, karena keluar darah dan alat kelamin yang disebutkan rusak.
Pemilik kos Nyoman Risup Artana (43) yang tengah berada di kos juga tampak raut wajahnya tampak terpukul dengan kejadian yang menimpa anak kosnya pada Sabtu 18 November 2023 pagi itu.
Ia pun menyempatkan diri untuk berbincang dengan awak media menceritakan kisah keseharian anak-anak kos nya termasuk ASN.
Mahasiswa salah satu Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di Bali itu dikenal sebagai pribadi yang baik dan ramah namun tidak sering berinteraksi di kostannya.
Ia mengatakan bahwa Aldi menyewa kos ini sejak sekitar 1,5 tahun yang lalu, anak Risup pun ternyata juga teman satu kelas ASN.
Terakhir berinteraksi, Risup menuturkan bahwa ASN hendak membayar uang sewa dua bulan terakhir.
Ditambahkan Risup, kostan miliknya memiliki 10 kamar, dengan posisi 4 kamar di bawah dan 6 kamar di atas dengan biaya sewa penghuni kost setiap bulan berkisar Rp 750 ribu per kamar.
“Anak saya teman satu kelasnya. Aldi orangnya baik, ramah tapi pendiam, apa kita tanya dia jawab sebatas itu, tidak ada lagi omongan apa-apa. Tanggal 12 terakhir komunikasi, karena Aldinya jarang di luar selalu di dalam kamar akhir-akhir ini,” beber Risup.
Terkait dengan CCTV, Risup mengatakan tidak ada CCTV di dalam area kos.
“Untuk CCTV tidak ada di dalam area kos," kata Risup.
“Masalah bayar sewa kos dia sistemnya bayar transfer, ya kadang lancar kadang nuggak, waktu terakhir bilang nanti saya sekalian bayar dua bulan, karena untuk bulan ini belum bayar,” imbuhnya.