Seputar Bali

4,7 Persen Balita di Klungkung Alami Stunting. Keluarga Berkecukupan, Tapi Anak Bisa Kena Stunting

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Para orangtua saat anaknya masuk kategori stunting saat dikumpulkan di Balai Budaya Klungkung belum lama ini.

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Setiap desa di Kabupaten Klungkung masih berupaya untuk menurunkan angka stunting di wilayahnya masing-masing. 

Ternyata faktor keterbatasan ekonomi di keluarga, bukanlah menjadi faktor utama balita sampai tidak mendapatkan nutrisi yang cukup hingga mengalami stunting.

Seperti yang diungkapkan Perbekel Desa Sulang, I Wayan Sukasna. Sampai saat ini masih tercatat ada dua balita di wilayahnya yang mengalami stunting. 

Justru menurutnya dua balita yang masuk kategori stunting berasal dari keluarga yang berkecukupan secara ekonomi. 

Baca juga: Lakalantas di Jalur Tengkorak Denpasar-Gilimanuk Meningkat, 65 Orang Meninggal Pada Periode 2023

"Balita yang stunting di desa kami, orangtuanya bahkan bekerja di kapal pesiar. Sementara seorang lagi pekerja swasta," ungkap Sukasna, Selasa (5/11/2023).

Sehingga dalam hal ini, kondisi ekonomi keluarga tidak menjadi faktor mutlak yang mempengaruhi stunting pada anak. 

Selain itu ada faktor pola asuh dan pemberian nutrisi kepada anak, juga menjadi faktor penting yang mempengaruhi stunting

"Untuk kasus stunting di Desa Sulang, sepertinya juga bukan karena pola asuh. Bahkan ada keluarga dari balita yang stunting juga kader (posyandu) di desa. Bisa saja karena genetik," ungkap Sukasna.

Meskipun demikian, dirinya terus berupaya untuk menekan angka stunting di wilayahnya. 

Mulai dari memberikan pemahaman tentang stunting pada warga pra nikah. Serta Pemberian Makanan Tambahan secara rutin melalui posyandu balita.

Baca juga: Si Cantik Lyodra, Mahalini, Rizky Febian, hingga JKT48 Ramaikan TV Show Shopee 12.12 Birthday Sale!

"Bagi balita stunting, kami berikan makanan tambahan dan alokasikan itu setiap hari selama 90 hari,”

“Kami gunakan anggaran APBDes dengan anggaran sekitar Rp50 per hari,”

“Semoga dengan upaya itu, tahun kedepan sudah tidak ada  balita stunting di Desa Sulang," ungkap Sukasna.

Sementara seorang warga yang anaknya mengalami stunting, Ni Made Sudani (34) mengaku bingung kenapa berat badan anaknya tidak naik-naik. 

Padahal sepengamatannya putranya yang masih berusia 2 tahun, makan secara normal selayaknya anak-anak seusianya.

"Saya sebagai orangtua sudah berusaha, agar berat anak saya naik,”

“Tapi memang susah naiknya. Sudah dapat bantuan dari posyandu makanan tambahan," ungkal Sudani.

Plt Bupati Klungkung I Made Kasta, yang menjadi Ketua Tim Penanganan Stunting di Klungkung menceritakan, ada beberapa kondisi yang mempengaruhi dalam angka stunting di Kabupaten Klungkung. 

Baca juga: Wulan Tak Terima Diputusin Alung Setelah Berhubungan Badan, Berakhir Nyawa Melayang di Bogor

"Ada beberapa permasalahan, yang juga berkontribusi terhadap angka stunting di Klungkung," ujar Made Kasta 

Ia mencontohkan di Nusa Penida, yang menurutnya permasalahan krisis air bersih sangat berpengaruh terhadap kondisi stunting pada anak. 

Anak yang mengalami stunting, banyak ditemukan di desa-desa yang kesulitan air bersih.

"Kalau di Nusa Penida, permasalahan air juga pengaruh ke stunting. Jadi wilayah tidak ada layanan air bersih, sanitasinya tentu kurang bagus, pemenuhan gizi juga kurang baik," ungkap Made Kasta.

Sehingga menurutnya pentingnya pemenuhan dasar masyarakat seperti air bersih, selain makanan untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak. 

Termasuk pola asuh dari orangtua atau kerabat, yang abai dengan pemenuhan asupan gizi anak.

"Selain itu, pemahaman masyarakat terkadang masih kurang. Inilah pentingnya terus memberikan pemahaman ke masyarakat tentang stunting ini," jelas Made Kasta.

Ia mengatakan, angka kasus stunting di Klungkung sempat menembus angka 19,4 persen pada 2021.

Pada tahun 2022, angka kasus stunting di Klungkung turun drastis di kisaran 7 persen. 

Sementara tahun 2023 ini, dari 11.186 balita di Kabupaten Klungkung, sebanyak 504 anak masih mengalami stunting atau secara persentase sebanyak 4,7 persen. (mit)

Berita Terkini