Sera Serbi

Prasasti Lontar Bebali Dalem Sidakarya Dikonservasi dan Digitalisasi di Hari Saraswati

Editor: I Putu Juniadhy Eka Putra
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bertepatan dengan hari suci Saraswati, Sabtu (16/12/2023) masyarakat Desa Adat Sidakarya menggelar prosesi Odalan Saraswati dan nedunang prasasti. Upacara yang masih dalam rangkaian Karya Agung di Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya ini melibatkan tim dari Unit Lontar Universitas Udayana (ULU) dalam proses konservasi dan digitalisasi lontar tersebut.

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Bertepatan dengan hari suci Saraswati pada Sabtu 16 Desember 2023 masyarakat Desa Adat Sidakarya menggelar prosesi Odalan Saraswati dan nedunang prasasti.

Upacara yang masih dalam rangkaian Karya Agung di Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya ini melibatkan tim dari Unit Lontar Universitas Udayana (ULU) dalam proses konservasi dan digitalisasi lontar tersebut.

Bendesa Adat Sidakarya, I Ketut Suka mengatakan ada keinginan dari masyarakat agar prasasti yang selama ini distanakan di pura setempat dapat diturunkan dan dibaca, sehingga sesuai petunjuk Pedanda Yajamana.

Momen Saraswati kali ini dianggap sangat tepat karena masih dalam rangkaian Karya Ngusabha dan Padudusan Agung.

“Biasanya odalan Saraswati dipimpin Jero Mangku, namun sekarang digelar dengan upacara yang lebih besar dengan pulagembal bebangkit,” ucapnya dalam rilis yang diterima Tribun-Bali.com pada Minggu 17 Desember 2023.

Prasasti dalam bentuk lontar ini, memiliki judul Bebali Dalem Sidakarya.

Baca juga: Makna Banyu Pinaruh Setelah Hari Raya Saraswati Menurut Tokoh Hindu, Bersihkan Diri Secara Niskala

Suka menyebut sejarah prasasti ini diketahui dari informasi seseorang yang mengadakan penelitian skripsi.

Orang itu menyebut bila ada lontar berisi kisah Dalem Sidakarya yang berasal dari milik Pedanda Gunung di Muncan.

Bertepatan dengan hari suci Saraswati, Sabtu (16/12/2023) masyarakat Desa Adat Sidakarya menggelar prosesi Odalan Saraswati dan nedunang prasasti. Upacara yang masih dalam rangkaian Karya Agung di Pura Mutering Jagat Dalem Sidakarya ini melibatkan tim dari Unit Lontar Universitas Udayana (ULU) dalam proses konservasi dan digitalisasi lontar tersebut. (Dok. Istimewa)

Masyarakat pun menyelidikinya dan lontar tersebut memang ada, sehingga lontar dari Muncan itu yang sekarang disakralkan di Sidakarya.

Ia berharap dengan konservasi, digitalisasi dan pembacaan lontar ini, masyarakat tahu kesejatian cerita di lontar Bebali Sidakarya yang jadi kebangaan masyarakat Sidakarya. Sekitar tahun 1996 – 1998, ia menyebut pernah ada pembacaan juga, namun kala itu hasil pembacaan tidak terdokumentasikan dengan baik.

“Kita berharap ke depannya, kita bisa punya salinan dalam bentuk digital, sehingga walau tidak menurunkan prasasti, isinya tetap dapat diketahui sehingga keyakinan kita akan bertambah setelah melihat langsung sumbernya dari bentuk digital, tidak kurang dan tidak lebih,” tuturnya.

Ida Pedanda Wayahan Wanasari selaku Yajamana Karya mengatakan prasasti penting diketahui oleh generasi penerus.

“Terutama isi prasasti ini harus diketahui oleh umat, agar tidak hanya sekadar gugon tuwon, sebab rasa ingin tahu yang tinggi dari masyarakat, maka untuk menjawabnya harus sesuai dengan sastra,” kata beliau.

Baca juga: Tembok Baru Jadi Daya Tarik Pemedek Tangkil ke Pura Jagatnatha Denpasar Saat Hari Raya Saraswati

Penting Merawat Prasasti atau Lontar

Di sisi lain, Ida Pedanda mengatakan, selain agar mengetahui isi dari lontar tersebut, penting juga untuk senantiasa merawat prasasti atau lontar, agar bentuk fisiknya masih utuh dan tidak mengalami kerusakan karena dimakan usia.

Halaman
12

Berita Terkini