Konflik Palestina Vs Israel

Momen Benjamin Netanyahu 'Diejek' Keluarga Sandera Karena Tak Mampu Bebaskan Mereka

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memimpin rapat kabinet di pangkalan militer Kirya, yang menampung Kementerian Pertahanan Israel, di Tel Aviv pada 24 Desember 2023. -- Hamas mengomentari rencana Netanyahu untuk pindahkan penduduk Palestina ke negara lain.

Pidato Netanyahu disampaikan setelah partainya, Likud, melaporkan bahwa ia mengunjungi Jalur Gaza pada hari Senin dan berjanji untuk meningkatkan serangan Israel di sana.

Tak lama setelah dia kembali, Netanyahu mengatakan perang masih jauh dari selesai.

Dia mengatakan itu adalah spekulasi media yang salah bahwa pemerintahannya mungkin akan mengakhiri pertempuran.

Baca juga: Jerit Palestina di Malam Natal Saat Israel Jatuhkan Serangan Maut di Kamp Al-Maghazi, 70 Orang Tewas

“Kami tidak akan berhenti. Kami terus berjuang, dan kami semakin mengintensifkan pertempuran dalam beberapa hari mendatang. Ini akan menjadi perang panjang yang tidak akan berakhir,” kata pemimpin Israel itu.

Kementerian Keuangan Israel mengatakan perang tersebut, yang diperkirakan akan berlangsung hingga Februari, kemungkinan akan menimbulkan biaya tambahan setidaknya $14 miliar pada anggaran tahun 2024.

EKS PM Israel Juluki Netanyahu Sebagai Bahaya Israel

Eks Perdana Menteri, Ehud Barak sebut Benjamin Netanyahu sebagai ancaman besar Israel, mesti dijatuhkan.

Eks Perdana Menteri Israel, Ehud Barak menyerukan tentang bahaya Benjamin Netanyahu bagi bangsanya.

Sebut Perdana Menteri yang sedang menjabat sebagai bahaya yang menjatuhkan.

Hal tersebut dengan lantang ia serukan setelah Netanyahu dianggap menempatkan posisi Israel dalam marahabaya.

Dilansir Tribunnews.com, Barak menggambarkan Netanyahu sebagai sosok yang tidak dapat dipercaya dan hanya peduli pada kepentingannya sendiri.

Dalam sebuah wawancara dengan Radio Ibrani, Jumat (22/12/2023) Barak mengomentari kritik Netanyahu terhadap Perjanjian Oslo, dan wanti-wantinya terhadap pembentukan Negara Palestina.

“Netanyahu mencoba mengintimidasi Israel dengan perjanjian yang ditandatangani 30 tahun lalu dan dia secara pribadi berpartisipasi dalam penerapannya, mencoba meyakinkan mereka kalau dialah satu-satunya pahlawan yang mampu menyelamatkan mereka dari bahaya,” kata Barak dalam laporan tersebut.

Baca juga: Joe Biden Pastikan Pemerintah AS Tak Minta Benjamin Netanyahu Untuk Lakukan Gencatan Senjata

Dia menambahkan dengan nada meremehkan kredibilitas Netanyahu sebagai nahkoda yang akan membuat kapal karam.

“Netanyahu memimpin Titanic Israel, dan menenggelamkan kami saat kami berada di dalamnya, dan sekarang dia menuntut untuk meletakkan tangannya di kemudi kapal penggantinya,” tambahnya.

Halaman
123

Berita Terkini