Suami Mutilasi Istri di Malang

2 Minggu Lalu Pelaku Mutilasi di Malang Datang ke Klungkung Bali, Sempat Ancam Bunuh Made Sutarini

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Suasana rumah Ni Made Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung, Bali, pada Selasa 2 Januari 2024.

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Kematian Ni Made Sutarini (55) dengan cara yang tragis, membuat keluarga besarnya di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali merasa syok.

Terlebih setelah dibunuh, jenazah Sutarini dimutilasi dengan kejam oleh suaminya sendiri, James Lodewyk Tomatala (61).

Kepada Tribun Bali, Kerabat dari Sutarini, Wayan Surata mengatakan, dua minggu lalu pelaku (James Lodewyk) sempat pulang ke rumah keliarga Sutarini di Banjar Banda, Desa Takmung, Klungkung, Bali.

 

James datang marah-marah, dan menanyakan keberadaan Sutarini.

"Ia (James) ke sini (rumah Sutarini) marah-marah. Nanya di mana Made (Sutarini)," ungkap Surata saat ditemui Tribun Bali di rumahnya di Banjar Banda, Desa Takmung, Selasa 2 Januari 2024.

James berada di rumah Sutarini sekitar 2 jam, dan terus marah-marah menanyakan keberadaan Sutarini.

Baca juga: Jadi Korban Suami Mutilasi Istri, Jenazah Ni Made Sutarini Akan Diupacarai Secara Hindu di Malang

Padahal, kala itu Sutarini berada di rumah kerabatnya di Surabaya.

"Saya diminta menelepon, tapi saya dapat kode dari anaknya untuk tidak bilang keberadaan Sutarini. Saya katakan telponnya menghubungi dan tidak diangkat," ungkap dia.

Bahkan sebelum pergi, James sempat mengancam akan membunuh Sutarini jika ketemu.

"(James) sempat bilang, kalau ketemu saya bunuh dia (Sutarini). Suaminya (James) sempat mengancam seperti itu," terang Surata.

Sebelum pembunuhan tragis tersebut terjadi, kerabat di Surabaya sebenarnya sudah melarang Sutarini ke Malang.

Kebetulan Sutarini merupakan ketua arisan di sebuah yayasan. Ia tidak pulang ke rumahnya di Malang, namun pergi ke yayasan

"Saat ke Malang itulah, kebetulan Sutarini hendak beli nasi. Saat itu dilihat suaminya (James). Tangan Sutarini ditarik, lalu diajak pulang ke rumahnya. Terjadi percekcokan, dan terjadilah kejadian pembunuhan," jelas Surata.

Keluarga pertama kali mengetahui pembunuhan terhadap Sutarini dari anak laki-lakinya.

Kebetulan saat itu anak laki-laki ditelpon oleh tetangga di Malang, dan memberi kabar jika Sutarini dibunuh suaminya.

"Keluarga di sini tentu syok, apalagi dikatakan di mutilasi dengan keji. Keluarga di Bali semua syok," ungkap Surata. (mit)

Berita Terkini