TRIBUN-BALI.COM, JEMBRANA - Sebanyak 221 Sekaa Truna Truni (STT) di Jembrana telah mendaftarkan diri sebagai penerima dana apresiasi atau subsidi pembuatan ogoh-ogoh momen Nyepi Tahun Saka 1946.
Pendaftaran melalui online tersebut secara resmi telah ditutup Minggu 4 Februari 2024 malam kemarin.
Jumlahnya masih kurang dari kuota yang disediakan pemerintah yakni 284 STT.
Baca juga: Dapat Dana Rp20 Juta, Giri Prasta Minta Sekaa Teruna di Badung Tidak Beli Ogoh-Ogoh
Salah satu alasannya, kemungkinan karena pergantian pengurus dan enggan ribet dalam proses administrasi.
Menurut data yang berhasil diperoleh, setelah proses dana apresiasi serangkaian Hari Suci Nyepi Tahun Saka 1946 ini akan dilaksanakan proses penilaian.
Penilaian tingkat kecamatan akan diwakili oleh 5 ogoh-ogoh.
Baca juga: Polsek Denpasar Utara Ungkap Modus Minta Sumbangan Ogoh-ogoh, Ketut S Ngaku Jadi Pemuda Setempat
Selanjutnya, tiga terbaik di Kecamatan akan dinilai pada pameran ogoh-ogoh di Twin Tower Kota Negara pada Hari Pangrupukan atau sehari sebelum Hari Suci Nyepi.
Mereka yang tampil berhak menerima tambahan yakni dana pementasan senilai Rp2 Juta untuk 15 perwakilan seluruh Jembrana.
Selanjutnya akan menentukan juara. Selain dana apresiasi dan dana pementasan, Juara 1 akan diberikan hadiah senilai Rp15 Juta, juara 2 hadiah Rp12 Juta, Juara 3 hadiah Rp10 Juta, serta harapan 1 dan 2 masing-masing diberikan hadiah Rp7 Juta.
Baca juga: Dinas Kebudayaan Klungkung Pastikan Kembali Gelar Lomba Ogoh-Ogoh, Ingatkan Tidak Bermuatan Politik
"Hingga hari penutupan kemarin, ada 221 STT yang mendaftar sebagai penerima dana apresiasi untuk membantu biaya ogoh-ogoh. Selanjutnya kita verifikasi," kata Kabid Kebudayaan, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jembrana, I Gede Suartana saat dikonfirmasi, Senin 5 Februari 2024.
Dia melanjutkan, jumlah tersebut masih jauh dari total kuota yang disediakan yakni sebanyak 284 STT.
Padahal, masing-masing STT yang mendaftar bakal diverifikasi untuk menerima dana apresiasi senilai Rp2,5 Juta per STT.
Baca juga: Nyepi 2024, Disparbud Bangli Tidak Alokasikan Anggaran Untuk Lomba Ogoh-ogoh
Sehingga gelontoran dana akan menjadi Silpa.
Sementara untuk target pencairannya adalah tergantung pada administrasi dan rencananya pertengahan Februari 2024 sudah cair.
"Alasannya ya mungkin karena ada pergantian pengurus, ada administrasi atau buku tabungan yang mati dan lain sebagainya," jelasnya.
Baca juga: Dinas Kebudayaan Klungkung Pastikan Kembali Gelar Lomba Ogoh-Ogoh, Ingatkan Tidak Bermuatan Politik
Disinggung mengenai tahapan penilaian, pihaknya telah membentuk tim penilaian di Kecamatan dan kabupaten.
Untuk Kecamatan akan dilakukan penilaian di seluruh peserta untuk memilih tiga terbaik dan berhak tampil di kabupaten. Lomba ogoh-ogoh dengan format penilaian fisik ogoh-ogoh sesuai kriteria yang sudah ditentukan.
"Jadi ada tiga perwakilan dari masing-masing di Kecamatan nanti untuk pameran di Twin Tower," ungkapnya.
Baca juga: Badung Siapkan Anggaran Rp 11,6 Miliar, Bulan Februari Dana Ogoh-Ogoh Sudah Bisa Dicairkan
Mengapa tidak dilaksanakan pementasan di Catus Pata seperti tahun sebelumnya? Gede Suartana menjelaskan, ada dua hal mendasar yang menyebabkan pementasan diganti dengan pameran.
Yakni untuk menjaga stabilitas keamanan karena tahun politik. Kemudian Hari Pangrupukan bertepatan dengan Hari Umanis Kuningan sehingga Krama dipastikan sedang sibuk melaksanakan kegiatan keagamaan.
"Tapi meskipun tidak dipentaskan, kita tetap laksanakan dengan format ogoh-ogoh hanya dipajang dan kemudian dinilai. Jadi masyarakat nanti bisa melihat atau menonton karya sekaa truna," tandasnya.
Sebelumnya, pemerintah kembali menganggarkan dana apresiasi untuk Sekaa Truna Truni (STT) di Jembrana pada momen menyambut Hari Suci Nyepi Tahun Caka 1946 pada Maret 2024 mendatang.
Masing-masing STT akan diberikan dana Rp2,5 Juta untuk biaya tambahan atau subsidi pembuatan ogoh-ogoh. Sehingga total anggaran yang digelontor senilai Rp710 Juta lebih.
Pemerintah menegaskan, di momen Pemilu 2024, para Yowana dilarang keras untuk membuat ogoh-ogoh bermuatan politik dan juga isu SARA.
Disisi lain, meskipun ajang lomba ogoh-ogoh tetap dilaksanakan. Namun parade atau pementasan yang biasanya digelar di Catus Pata Kota Negara, Jembrana ditiadakan.
Sistemnya nanti akan dinilai di tempat pembuatan atau difokuskan di suatu tempat oleh tim penilai.
Dana apresiasi tersebut akan diberikan kepada peserta yang memenuhi syarat. Syaratnya adalah seperti menyetor KTP, No Rekening STT (Kelompok) karena bersifat non tunai (ditransfer) serta NPWP kelompok. Jika tak menyertakan NPWP, potongan pajaknya bakal lebih besar.
Setelah mendaftar akan ditindaklanjuti pihak Dinas Pariwisata dan Kebudayaan. (*)