Baca tanpa iklan
SEMARAPURA,TRIBUN-BALI.COM - Usai Hari Raya Galungan, harga beras mulai turun di pasaran di Klungkung.
Hanya saja warga masih menganggap turunnya harga beras, belum sebanding dengan kenaikan harga beras sejak dua bulan belakangan.
Penurunan harga beras ini terjadi secara bertahap, diawali pada Selasa (20/2/2024) sebesar Rp 200, kemudian Sabtu (24/2/2024) harga beras kembali turun sebesar Rp 200, dan Senin (4/3/2024) juga terjadi penurunan harga besar sebesar Rp 100.
Sehingga harga beras sudah turun sampai Rp500.
Sehingga harga beras premium yang awalnya sebesar Rp 17.000/kg di tingkat pengecer menjadi Rp 16.500/kg. Bahkan untuk beras kualitas medium, sudah Rp6000/kg.
"Tadi saya beli beras di pasar sudah turun harganya," ujar seorang warga, Ketut Ratih, Senin (4/3/2024).
Namun menurutnya, turunnha harga beras saat ini belum sebanding dengan kenaikan yang terjadi dua bulan belakangan. Bahkan pola ini terjadi juha tahun-tahun sebelumnya.
"Naiknya itu sampai Rp3000 per kilogram, tapi turunnya berlahan cuma Rp500 per kilogram. Dulu-dulu juga gitu kalau harga beras naik, misalnya saat harga beras masih Rp11.000 per kilogam beberapa tahun silam. Sempat naik sampai Rp15.000 tapi harganya stabil tinggi di Rp14.000 per kilo," ungkap Ratih.
Ia berharap, pemerintah bisa memiliki stratregi untuk menurunkan harga pangan.
Baca juga: Profil I Nyoman Parta, Peraih Suara Tertinggi Sementara Pileg DPR RI Dapil Bali
Menurutnya sangat memberatkan kalau harga beras stabil di harga Rp16000 per kilo.
"Kalau bisa upayakan sampai turun ke harga normal, Rp14 ribu per kilogram lah," ungkap dia.
Sementara itu, menurut seorang pedagang beras grosir di areal Pasar Galiran Klungkung, Ni Wayan Sudarmawati, harga beras memang berangsur - angsur menurun setelah Hari Raya Galungan.
Harga beras premium dijual Rp 15.000/kg. Sebelumnya Rp 15.500/kg hingga 15.600/kg.
"Harga beras yang saya jual ini memang sudah turun dari pusatnya," kata pedagang dari Desa Tangkas, Kecamatan Klungkung ini.(*)