TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Pemerintah Kabupaten Badung, melalui kepemimpinan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta, tidak hanya menjalankan hibah di Bali saja. Namun juga mengucurkan hibah ke luar daerah atau luar Bali.
Salah satu hibah dikucurkan ke Universitas Gajah Mada (UGM) Yogyakarta, yang diperuntukan untuk membantu pembangunan Sanatanagama.
Tidak tanggung-tanggung, pura yang berada di komplek kerohanian UGM tersebut, dibantu dana hibah oleh Bupati Giri Prasta pada APBD tahun 2023 sebesar Rp 2 miliar.
Bahkan pura dengan ornamen dan asitektur Majapahitan tersebut, akan melaksanakan upacara ngenteg linggih pada Selasa 23 April 2024, bertepatan dengan Purnama Sasih Destha.
Baca juga: KENCAN Tak Sanggup Bayar, Ini Motif Pelaku Habisi Nyawa Perempuan di Apartemen Kota Bandung
Baca juga: TIDAK Hanya Baliho Giri Prasta, Kini Baliho Prabowo & Ketut Juliarta Juga Muncul di Klungkung Bali
Kepala Dinas Kebudayaan (Disbud) Kabupaten Badung, Gde Eka Sudarwitha, membenarkan adanya dana bantuan hibah untuk Pura Sanatanagama UGM Yogyakarta.
"Iya benar, Bapak Bupati memberikan bantuan hibah untuk pembangunan Pura di UGM, besarannya Rp 2 miliar," ungkap Sudarwitha yang dikonfirmasi, Senin 15 April 2024.
Lebih lanjut diungkapkannya, pada upacara ngenteg linggih Pura Sanatanagama yang akan dilaksanakan pada Purnama Destha 23 Februari 2024.
Bupati Giri Prasta diundang untuk mendem pedagingan. Menurutnya, bantuan Pemkab Badung ke Yogyakarta bukan kali ini saja.
Diakui, pada tahun 2019, Badung juga membantu anggaran untuk ngenteg linggih tiga pura, salah satunya Pura Jagatnatha Banguntopo, Banguntapan, Bantul.
Selain di Yogyakarta, Bupati Giri Prasta juga sempat membantu dana upacara sebesar Rp500 juta, untuk ngenteg linggih tujuh pura di Kabupaten Marauke, Provinsi Papua Selatan.
"Bantuan yang diberikan Bapak Bupati murni untuk membantu umat yang ada diluar daerah," imbuhnya.
Dari informasi yang didapat, bantuan dana hibah yang diberikan Pemkab Badung untuk finising Pura Sanatanagama.
Pura Sanatanagama tersebut berada di kawasan kerohanian kampus UGM. Di mana didalamnya ada rumah ibadah dari enam agama.
Yaitu masjid, dua gereja untuk umat Katolik dan Protestan, wihara untuk umat Budha, Klenteng untuk umat Konghucu dan pura untuk peribadatan umat Hindu. (*)