TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Viral video pasien BPJS di atas bed harus lakukan pendaftaran Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM) di Poliklinik RSUP Prof Ngoerah Bali, BPJS Kesehatan angkat bicara, Sabtu 27 April 2024.
Antrean pasien tersebut disebabkan pendaftaran di Poliklinik harus menggunakan sidik jari pasien sebelum mendapat pelayanan di RSUP Prof Ngoerah.
Kepala BPJS Kesehatan Cabang Denpasar, Nyoman Wiwiek Yuliadewi mengatakan, terkait yang tengah viral saat ini pihaknya telah melakukan koordinasi bersama RSUP Prof Ngoerah.
Wiwiek menyampaikan finger print atau sidik jari merupakan salah satu cara yang digunakan untuk memvalidasi keabsahan peserta secara digital untuk menghindari terjadinya kasus penyalahgunaan kartu peserta JKN yang sudah terjadi saat ini.
Baca juga: Viral Bali: Kondisi Krodit Pasien BPJS, RSUP Prof Ngoerah Klarifikasi & Kasus Pembunuhan Sempidi
Dengan sidik jari agar proses administrasi peserta JKN lebih cepat.
Mengenai kepadatan terjadi karena peralihan proses perekaman sidik jari seluruhnya dilakukan di Anjungan Pendaftaran Mandiri (APM), dan ke depan diharapkan peserta dapat melaksanakan sidik jari secara mandiri melalui APM.
Penumpukan pasien juga terjadi disebabkan pasien poli siang tetap datang pagi hari (jauh dari jam poli) walaupun di sistem antrean sudah terdapat estimasi waktu kunjungannya.
“Kondisi di APM saat ini sudah lebih terurai, namun untuk mencegah terulangnya kejadian seperti pada video yaitu antrean yang sangat padat maka akan dilakukan beberapa perubahan,” kata Wiwiek, Sabtu 27 April 2024.
Ke depannya RSUP Prof Ngoerah akan menambah jumlah dan titik APM untuk mencegah terjadinya penumpukan pasien.
Manajemen rumah sakit akan menyediakan petugas yang akan mengarahkan dan mengedukasi pasien untuk melakukan perekaman sidik jari.
Selain itu mempermudah pasien yang akan berobat pihak RS Prof Ngoerah akan membuat media informasi untuk pasien terkait alur pendaftarannya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.
“Optimalisasi antrean online dengan sistem pengaturan waktu kedatangan, sehingga peserta lebih mudah memilih jam kedatangan dengan harapan kepatuhan waktu kedatangan meningkat, dan ke depan mendorong pemanfaatan antrean online melalui Mobile JKN lebih optimal,” ucapnya.
RSUP Prof Ngoerah juga masih terus melakukan evaluasi secara terus menerus untuk mendapatkan kondisi ideal agar mengurai penumpukan pasien.
BPJS Kesehatan selaku penyelenggara program JKN terus berkoordinasi dengan pihak RS terkait optimalisasi pelayanan di RS.
Seperti diketahui antrean pasien BPJS untuk melakukan “absen” sidik jari setiap berobat sempat mengalami kekroditan karena gangguan sistem.
Suasana yang krodit tersbeut diunggah di media sosial, sehingga menjadi ramai diperbincangan.
Hal tersebut juga membuat mantan DPD RI Arya Wedakarna melakukan pengecekan karena dia mengaku banyak masyarakat yang melapor terkait polemik sidik jari tersebut.
Kumpulan Artikel Bali