Berita Bali

Nunggak Remunerasi Sejak November 2022, Karyawan RSPTN Unud Lapor ke Ombudsman Bali

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi. Nunggak Remunerasi Sejak November 2022, Karyawan RSPTN Unud Lapor ke Ombudsman Bali

Dia meminta para pegawai yang berjumlah sekitar 400 orang agar sabar menunggu.

Dan dia menjamin remunerasi karyawan pasti dibayarkan tahun ini.

Kemungkinan paling lambat sebelum September 2024.

Jumlah yang harus dibayarkan sekitar Rp 6 miliar untuk semua karyawan, baik dokter, tenaga kesehatan dan pegawai.

“Memang belum dibayarkan. Di pengadilan rektornya. Konsolidasi keuangan dulu," imbuhnya.

Ia meminta untuk bersabar karena kasus dugaan korupsi Prof Antara baru selesai di pengadilan.

Pihaknya mengaku untuk membayar itu harus dikonsolidasi.

Mengenai kondisi RS PTN Unud yang mati suri? Ia mengamini karena pasiennya sedikit.

Baca juga: 3 Terdakwa Komplotan Penjual Aset Unud Dibui Bervariasi, Paling Tinggi 3 Tahun, Tipu Rp 1,3 Miliar!

Dijelaskannya, saat RS selesai langsung menjadi tempat Covid-19, sedangkan, dalam mendirikan RS ada jenjang tipe, tidak langsung ke tipe B.

"Harus ke tipe C dulu menuju tipe B. Tahun itu kan rumah sakit Covid-19. Kami balikin namanya, bukan mati suri, tapi sedikit pasiennya," katanya.

Sebelumnya, salah satu tenaga kesehatan di RSPTN Unud bersurat ke Ombudsman Provinsi Bali mengeluhkan pembayaran Remunerasi yang tak kunjung dibayar sejak November 2022.

Isi surat tersebut diantaranya berbunyi:

1. Kami selaku pegawai dan tenaga Kesehatan di RS Unud seharusnya menerima jasa pelayanan dalam bentuk remunerasi yang seharusnya dibayarkan setiap bulan sebagai HAK kami. Kenyataannya, Remunerasi yang kami terima terakhir dibayarkan untuk pelayanan Oktober 2022. Artinya sampai Mei 2024, SUDAH 18 BULAN PIHAK RUMAH SAKIT UNUD DAN REKTORAT UNUD TIDAK MEMBAYARKAN JASA REMUNERASI KAMI. Sebagai orang Bali, semua pegawai masih bersabar dan tidak ada demo, tapi pihak direksi dan rektorat seakan menutup mata dengan alasan tidak ada anggaran, tapi selalu menuntut pegawai bekerja maksimal.

2. Pelayanan di RS Unud bisa dikatakan mati suri. Kenapa? Karena keterbatasan obat dan alat medis habis pakai di gudang farmasi. Ini tentunya hal yang sangat aneh bagi sebuah RS besar. Bahkan layanan kamar operasi dan ICU sudah tidak berjalan lebih 4 bulan. Suatu hal yang sangat konyol yang diputuskan oleh direksi RS Unud. Penyebab tidak adanya layanan kamar operasi karena hal sederhana, yaitu kerusakan AC sehingga suhu kamar operasi menjadi panas. Selain itu juga karena keterbatasan obat dan bahan medis habis pakai (BMHP). Pasien ranap inap pun hanya satu dua pasien, tidak cocok dengan RS tipe B.

3. Gedung 1 yang berfungsi sebagai Gedung poliklinik, baru saja selesai dilakukan perbaikan tahun lalu dengan anggaran belasan miliar rupiah. Tapi kondisinya sangat memprihatinkan. Gedung baru perbaikan, tapi kebocoran ada dimana mana. Saluran air limbah macet dan meluap ke ruangan pasien, menjadi sumber infeksi. PROYEK INI SEHARUSNYA diperiksa kebenaran pelaksanaannya. sepertinya banyak korupsi yang terjadi di proyek perbaikan ini, Menurut pihak direksi sudah melaporkan ke yang berwenang, tapi tidak ada tindakan apapun juga.

Halaman
123

Berita Terkini