Tragedi di Jembatan Bangkung

Sekitar 49 Yatim Piatu Terdata Dinsos Tabanan, Dalam Pengawasan dan Masih Mendapatkan Bantuan

Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana
Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kepala Dinas Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan, belum lama ini - Sekitar 49 Yatim Piatu Terdata Dinsos Tabanan, Dalam Pengawasan dan Masih Mendapatkan Bantuan

TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Peristiwa memilukan terjadi di jembatan Tukad Bangkung, Desa Pelaga, Kabupaten Badung, Bali, pada Minggu 26 Mei 2024, sekira pukul 18.00 WITA.

Dua orang kakak beradik meninggal dunia dengan cara bunuh diri.

Mereka merupakan yatim piatu, yang kesulitan dalam persoalan ekonomi.

Di sisi lain, terkait dengan data Dinas Sosial Kabupaten Tabanan, setidaknya ada sekitar 49 anak yatim-piatu (yapi) yang hingga kini mendapatkan bantuan.

Baca juga: Data Dinas Sosial, Sebanyak 123 Anak di Klungkung Yatim Piatu

Data ini berdasarkan data saat pandemi Covid-19.

Kepala Dinas Sosial Tabanan, I Nyoman Gede Gunawan menyatakan, bahwa data berdasarkan Covid-19 ada sekitar 49 yapi di Tabanan, Bali.

Saat ini mereka sudah dalam pengawasan atau pembinaan keluarga.

Tidak ada yapi yang terlantar di Kabupaten Tabanan.

“Artinya kalau dalam pengawasan tidak ada. Pembinaan itu ada anak yatim piatu berdasarkan Covid tidak banyak. Paling hanya sekitar 49 berdasarkan data Covid,” ucap Gunawan kepada Tribun Bali, Selasa 28 Mei 2024.

Kata Gunawan, 49 orang yapi itu, masih mendapatkan bantuan hingga saat ini.

Namun, tidak lagi dalam pengawasan karena memang tidak terlantar.

Dalam arti, mereka langsung dirawat oleh pihak keluarga.

Bisa jadi adalah ikut dengan kakek-nenek atau dengan paman-bibi mereka.

“Kita tetap membina rutin. Ketika ada bantuan turun, maka kita bantu menyalurkan. Jadi yang terlantar benar-benar terlantar tidak ada. Masih ada pengasuhnya mereka. Kita tetap mengawasi, dan tetap ada atensi dari Kemensos, berupa uang,” ungkapnya.

Terpisah, Kepala Sentra Mahatmiya Bali, Sumarno S. Wibowo menjelaskan, bahwa untuk pelayanan terhadap yapi itu ada dua layanan.

Pertama, yakni pelayanan berbasis keluarga dan pada lembaga.

Pelayanan di Mahatmiya Bali, seluruh program ada di keluarga.

Dan itu sudah terdata sejak tahun 2021 pada saat pandemi Covid-19.

Kata Bowo, sejatinya anak yapi terlantar masih dalam kewenangan Dinsos Kabupaten.

Karena memang itu, adalah amanah dari Undang-undang (UU).

Di Tabanan, sesuai dari data Dinsos, tidak ada anak yapi terlantar.

Seluruh program masuk dalam pelayanan keluarga.

“Kalau untuk yapi terlantar, orangtua terlantar atau Dinsos terlantar maka akan di handle Kemensos melalui Dinas Sosial Provinsi dan Kabupaten. Nanti ketika tidak memiliki kemampuan maka akan dirujuk ke sentra Mahatmiya,” jelasnya.

Bowo mengaku, bahwa untuk dua orang anak yang mengalami peristiwa nahas itu, masih dalam pendataan pihaknya. Apakah sudah mendapatkan bantuan atau belum.

Namun, untuk kakak dari mereka, yang berumur 30-an tahun, sudah mendapatkan bantuan.

Yakni berupa bibit kucit. Kakanya itu, mengalami disabilitas.

“Kayaknya masih bibit kucit itu. Dan kalau memang membutuhkan maka akan di assesment lagi. Dan sebenarnya anak yapi Kemensos sangat memperhatikan,” tegasnya.

Seperti halnya pada pendataan di tahun 2021, sambungnya, seluruh anak yapi yang terdampak Covid-19, itu mendapat bantuan sampai sekarang.

Bantuan berupa uang, setiap bulan berkisar di angka Rp 200 ribu per bulan, sampai mereka berumur 18 tahun.

“Bantuan itu akan langsung masuk ke rekening mereka. Dan penggunaan dana itu ada pendampingan, dari pendamping rehabilitasi sosial. Termasuk ketika mereka (yapi) mengalami kebutuhan mendadak. Dan tidak bisa di handle oleh Dinsos dan keluarga. Maka nanti akan dirujuk ke Mahatmiya,” bebernya. (ang).

Kumpulan Artikel Tabanan

Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/

Berita Terkini