TRIBUN-BALI.COM – Seorang turis asal Australia bernama Groves digigit monyet di Monkey Forest, Gianyar.
Setelah digigit monyet, Groves mendapatkan vaksin rabies dengan harga sebesar USD 6.000 atau Rp 97 juta.
Kata dokter, Groves harus disuntikan delapan dosis suntikan anti rabies untuk mencegah virus rabies sampai ke saraf.
Menanggapi hal itu, Kepala Dinas Pariwisata Bali, Tjokorda Bagus Pemayun, mengaku kaget dengan kabar yang ramai di media sosial itu.
Pihaknya belum mendapat informasi lengkap dari Dinas Pariwisata Gianyar.
Baca juga: VIRAL Vaksin VAR Rp 97 Juta, Dinkes Gianyar Langsung Cek ke Ubud, Sebut Gratis Vaksin di Faskes!
Baca juga: KABAR DUKA, Kadek Nia Meninggal Dunia, Siswi Korban Luka Bakar saat Mengisi Ulang Sterno
Seharusnya kejadian itu tidak terjadi kalau SOP (Standar Operasional Prosedur) dan mengikuti petunjuk bagaimana pengelolaan objek wisata.
"SOP keamanan dan kenyamanannya dikasih tahu ada guidenya. Masalah pemberian makan untuk monyet biasanya sudah dianggarkan dan jam-jam tertentu apalagi Monkey Forest. Saya belum dapat datanya, saya sudah hubungi Kadispar Gianyar," jelas Tjok Pemayun, Selasa (10/6).
Tjok Bagus menyoroti bule tersebut suntik vaksin rabies sampai Rp 97 juta. Menurutnya, tergantung kekhawatiran wisatawan dengan ada suntikan itu biar tidak kena rabies.
Menurutnya, persoalannya apakah monyet tersebut rabies atau tidak. Sebab, jika sampai monyet tersebut benar rabies semua akan terkena imbas.
“Hidup di alam bebas seharusnya sehat dibandingkan anjing liar. Kecuali monyet di kerangkeng, ini monyetnya lepas," imbuhnya.
Ia menegaskan, pengelola objek wisata memastikan SOP supaya berjalan baik. Terlebih tempat wisata yang ada monyet seperti di Uluwatu dan Monkey Forest. "Badan pengelolanya mengingatkan kembali wisatawan lebih ditegaskan lagi," tutupnya. (sar)
Dinkes Gianyar Tidak Temukan
Kasus gigitan monyet yang dialami warga Australia, Jami Groves telah menjadi perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Gianyar, Bali.
Di mana vaksin anti rabies (VAR) senilai USD 6.000 atau setara Rp 97 juta tersebut, dinilai terlalu mahal.
Terlebih lagi, vaksin anti rabies ini bisa diterima gratis di fasilitas kesehatan oleh pasien umum, termasuk turis mancanegara.
Di faskes milik pemerintah, seperti puskesmas, mereka hanya perlu membayar karcis dan pelayanan, dan hal tersebut tentunya tidak membutuhkan biaya jutaan rupiah.
Kepala Dinas Kesehatan Gianyar, Ni Nyoman Ariyuni, Minggu 9 Juni 2024 mengatakan, pihaknya telah mengetahui adanya wisatawan Australia yang tergigit monyet saat berwisata.
Dalam penelusurannya, kasus tersebut terjadi di Objek Wisata Monkey Forest Ubud pada 30 Mei 2024.
"Penelusuran sementara kasus gigitan monyet terjadi tanggal 30 Mei 2024, di Monkey Forest atas nama Jami Groves, WNA Australia memang benar tergigit di monkey forest," ujar Ariyuni.
Namun saat itu, kata Ariyuni, wisatawan tersebut tidak melaporkan hal itu pada klinik Monkey Forest Ubud dan ke pusat pengaduan di Monkey Forest Ubud, sehingga pihak objek wisata tidak melakukan tindakan pada turis tersebut.
"Pasien tidak melaporkan kejadian tersebut ke Klinik Monkey Forest dan ke Pusat Pengaduan di Monkey Forest Ubud. Untuk sementara, kami masih melakukan penelusuran terkait kasus ini di klinik sekitar Monkey Forest Ubud," ujarnya.
Ditanya terkait harga vaksin anti rabies untuk turis, Ariyuni mengatakan, jika layanan vaksin ini dilakukan di fasilitas kesehatan pemerintah, seperti puskesmas, Ariyuni menegaskan gratis.
"Yang jelas, pastinya turis ini tidak dieksekusi di faskes pemerintah. Kalau umum (termasuk turis), mereka hanya bayar karcis sama biaya pelayanan, vaksinnya gratis," ujarnya. (*)