Oknum Dokter Diduga Selingkuh

KASUS Asusila di RSUP Prof Ngoerah Jadi Pelanggaran Berat, Sanksi 2 Dokter Unud Tunggu Berita Acara!

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Suka Aryana juga mengatakan sebelumnya juga terdapat kejadian serupa di RSUP Prof Ngoerah. Selain kasus perselingkuhan, RSUP Prof Ngoerah juga sempat menangani beberapa kasus pelanggaran di institusinya.

TRIBUN-BALI.COM  – RSUP Prof Ngoerah Bali, Sanglah, Denpasar, dan Fakultas Kedokteran Universitas Udayana (Unud) mengadakan rapat penentuan tindak lanjut bagi dua dokter, yang diduga melakukan tindakan asusila saat mengikuti pendidikan calon dokter spesialis Unud di RSUP Prof Ngoerah.

Hasilnya, ulah kedua dokter tersebut ditetapkan sebagai pelangaran berat dan sanksinya menunggu berita acara.

Rapat ini diadakan di Gedung Dikti, Ruang Rapat Komkordik Gedung Skill Lab Lantai IV RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Selasa (30/7). Pada rapat ini, dua orang dokter yang terlibat perselingkuhan tidak dihadirkan.

Adapun pejabat dari RSUP Prof Ngoerah yang hadir pada rapat tersebut di antaranya, Direktur Utama, Direktur SDM, Pendidikan, dan Penelitian, dan Ketua Komite Etik dan Hukum.

Sementara pejabat Unud di antaranya Dekan Fakultas Kedokteran, Wadek I Bidang Akademik dan Perencanaan FK, Wadek III Bidang Kemahasiswaan dan Informasi FK, Korprodi Spesialis Ortopaedi dan Traumatologi, serta Korprodi Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah.

Ketua Komite Koordinasi Pendidikan RSUP Prof Ngoerah, I Gusti Putu Suka Aryana, mengatakan RSUP Prof Ngoerah dan Fakultas Kedokteran Unud sudah menetapkan bahwa kasus kedua dokter ini termasuk golongan pelanggaran berat.

“Nanti sanksi akan dibuatkan berita acaranya. Tindak lanjutnya nanti akan diberikan sanksi karena sudah kita rapatkan dan sudah ditetapkan bahwa ini termasuk pelanggaran,” jelas Suka Aryana saat ditemui usai rapat, kemarin.

Suka Aryana menambahkan, pada rapat kemarin hanya menetapkan jenis pelanggarannya. Untuk sanksi akan dituangkan pada berita acara.

Baca juga: Pasca Helikopter Terlilit Tali, Tiga Layangan Mengudara di Langit Kedonganan Diturunkan Satpol PP

Baca juga: PASCA Kecelakaan, Otban Wilayah IV Sebut Ada 15 Armada Helikopter di Bali, Dioperasikan 5 Operator!

KETERANGAN - Ketua Komite Koordinasi Pendidikan RSUP Prof Ngoerah, I Gusti Putu Suka Aryana, memberikan keterangan usai rapat di RSUP Prof Ngoerah, Denpasar, Selasa (30/7). (Tribun Bali/ Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami)

 

“Sanksinya akan dituangkan di berita acara, tunggu info selanjutnya. Yang jelas sudah ditetapkan pelanggaran. Iya tadi pertemuannya untuk menetapkan itu saja,” imbuhnya.

Suka Aryana juga mengatakan sebelumnya juga terdapat kejadian serupa di RSUP Prof Ngoerah. Selain kasus perselingkuhan, RSUP Prof Ngoerah juga sempat menangani beberapa kasus pelanggaran di institusinya.

“Ada banyak variasi, banyak kasus, beda-beda kasusnya dan hampir semua institusi pasti ada aturan bagaimana beretika, berdisiplin. Kita punya aturan. Levelnya ringan, sedang, berat, dan sangat berat. Kalau ini (kasus perselingkuhan, red) berat,” paparnya.

Setelah dilakukan penetapan kategori pelanggaran, selanjutnya akan dilakukan klarifiksi dan mengeluarkan berita acara.
Terkait dugaan bahwa kedua dokter ini telah melakukan hubungan badan di salah satu ruangan RSUP Prof Ngoerah, Suka Aryana membantahnya.

“Itu tidak terbukti. Yang jelas ini sudah pelanggaran. Memang ada hubungan tidak wajar, kita sebut sebagai pelanggaran, dan mereka peserta didik akan diberikan phunisment,” ujarnya.

Saat ini kedua dokter yang terlibat asmara terlarang ini tengah menanti sanksi. Sesuai peraturan, jika masuk golongan pelanggaran sangat berat akan dikeluarkan dari Unud. Sedang perselingkuhan yang dilakukan kedua dokter tersebut “hanya” masuk golongan pelanggaran berat.

“Begitu keluar berita acara, baru bisa ditentukan apakah mereka tetap bisa menjadi mahasiswa atau tidak. Mungkin mereka sekarang sudah mulai diterapkan hukuman sesuai berlaku berita acara karena kategorinya berat,” tutupnya.

Sebelumnya, Rektor Unud Prof. Ir. I Ketut Sudarsana, S.T.,Ph.D. menyatakan keprihatinannya atas dugaan perzinahan yang dilakukan oleh dua mahasiswa program dokter spesialis berinisial N (laki-laki) dan S (perempuan).

Hubungan terlarang itu dilakukan dua mahasiswa yang tengah menempuh Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) di tempat kerja, RSUP Prof Ngoerah.

S disebut tengah mengikuti Program Studi Spesialis Ilmu Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah sedangkan N menempuh pendidikan di Program Studi Spesialis Orthopaedi dan Traumatologi.

"Sebagai Rektor Universitas Udayana, saya merasa sangat prihatin dengan pemberitaan ini," kata Rekor dalam keterangan yang diterima Tribun Bali, Sabtu (27/7).

Menyikapi hal ini, Rektor Unud menekankan pentingnya etika dan profesionalisme kepada seluruh civitas akademika. "Kami memiliki kode etik yang harus dipatuhi oleh civitas," tegasnya.

Pihaknya juga sudah koordinasi dengan Dekan Fakultas Kedokteran serta meminta koprodi melalui Dekan FK untuk menindaklanjuti laporan tersebut.

"Jika terbukti ada pelanggaran etika dan perilaku tidak pantas, kami tidak akan ragu untuk mengambil tindakan tegas sesuai dengan peraturan yang berlaku di Universitas Udayana," tandasnya.

N dan S terancam sanksi akademis hingga tindakan disipliner lainnya yang diperlukan.

Untuk mencegah hal ini berulang, pihak Unud memperkuat upaya pembinaan dan pengawasan terhadap mahasiswa, baik yang berada di lingkungan kampus maupun lingkungan di berbagai wahana pendidikan.

"Ini untuk memastikan bahwa mereka mematuhi standar etika dan profesionalisme yang telah ditetapkan," jelasnya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, dua mahasiswa kedokteran ini sudah melakukan tindakan tidak terpuji itu berulang kali. Sang dokter perempuan pun disebut sudah bersuami dan dokter laki-laki memiliki calon istri. (sar)

 

 

Berita Terkini