TRIBUN-BALI.COM - Penghuni Panti Asuhan Wisma Anak Harapan terpaksa mengungsi. Nanar mata menatap bangunan yang selama ini mereka tempati tinggal puing-puing. Kebakaran terjadi jelang ulang HUT ke-50 asrama tersebut.
Kebakaran besar menghanguskan panti asuhan yang berlokasi di Banjar Untal-untal, Dalung, Kuta Utara itu, Sabtu (3/8) pukul 12.20 Wita. Kebakaran diduga karena korsleting arus listrik yang berada di gudang dan kantor asrama.
Anak-anak panti asuhan terpaksa tinggal di tenda darurat yang dibangun oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Badung. Sisanya mengungsi ke rumah pengurus panti asuhan dan rumah saudara lainnya. Kendati demikian perbaikan akan segera dilaksanakan, mengingat yang terbakar panti asuhan.
Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Badung, I Ketut Murdika mengatakan, tenda darurat dipasang di lokasi kebakaran. Hal ini dilakukan lantaran seluruh bangunan dan isinya hangus dilahap si jago merah.
"Tidak ada yang tersisa untuk bangunan dan isinya. Kemarin malam pas kejadian kami siapkan tenda, kasur dan selimut," ujar Murdika, Minggu (4/8).
Baca juga: Pelaku Rusak Gembok dan Potong Kabel CCTV, Percobaan Pencurian di Pura Antagana Darmasaba
Baca juga: 5 UNIT Motor Bodong Diamankan Polsek Kota Singaraja, Simak Beritanya
Ia mengungkapkan, setelah terjadinya kebakaran, sejumlah anak telah mengungsi untuk tinggal di rumah pengurus panti asuhan dan rumah warga. Bahkan ada juga yang tinggal di rumah keluarga dari anak tersebut. "Yang besar-besar saja yang tinggal di tenda, kalau tidak salah dari 50 orang ada sekitar 15 orang di tenda," ungkapnya.
Selain menyiapkan tenda, Murdika mengaku telah mengirimkan sejumlah logistik untuk anak-anak panti asuhan. Logistik tersebut berupa beras, mie instan, telur, dan minyak goreng.
Selain itu juga banyak relawan telah memberikan bantuan. “Waktu kami di sana sudah banyak relawan kemanusian yang memberikan bantuan, seperti baju-baju yang layak dipakai,” terangnya.
Sementara untuk kerusakan bangunan ia mengaku saat ini sedang dilakukan kajian terkait kerugian yang ditimbulkan. Bahkan untuk mekanisme bantuan yang diberikan masih dalam kajian. "Itu masih dikaji dari Bidang Rehab Rekon, tapi nanti Pemkab Badung pasti akan memberikan bantuan," paparnya. (gus)
Peristiwa di Pemogan
Sementara itu, kebakaran juga terjadi di Jalan Raya Pemogan, Desa Pemogan, Denpasar Selatan, Denpasar, Bali, Minggu kemarin. Siang kemarin saat waktu menunjukkan pukul 12.30 Wita, teriakan orang-orang bertalu mencoba memadamkan si jago merah.
Kasi Humas Polresta Denpasar, AKP I Ketut Sukadi menjelaskan, kebakaran diduga bersumber dari api dupa yang terjatuh di bale piasan dan ada benda-benda yang mudah terbakar. Api membesar dan dengan cepat merembet ke bangunan rumah.
"Terjadinya kebakaran diduga karena api dupa yang digunakan sembahyang terjatuh pada bale piasan, kelalaian dari korban yang tidak mematikan api dupa sehabis sembahyang menjadi salah satu faktor terjadinya kebakaran tersebut," ujar AKP Sukadi.
Kejadian ini menggegerkan warga setempat. Mereka bergegas berdatangan ke lokasi kejadian dan membantu memadamkan api dengan alat seadanya. Sementara itu penghuni rumah juga berupaya menyelamatkan diri.
Tidak ada yang mengalami luka-luka maupun korban jiwa meski kerugian yang dialami Kadek Erwinnata itu ditaksir mencapai Rp 1 miliar. "Nihil korban jiwa maupun luka. Yang terbakar rumah beserta isinya dan barang barang berharga, lalu tempat sembahyang keluarga," jelasnya.