“Sebenarnya ada tokoh yang tinggi yakni Rochineng tapi tidak dipilih dan bukan kader lama,” katanya.
Selain itu, saat ini pentolan PDI Perjuangan yang juga mantan bupati yakni Putu Agus Suradnyana juga berseberangan yang kemungkinan jadi faktor penggembos suara.
“Cuma belum tentu juga berpihak ke lawan, karena PAS ini juga tidak cocok dengan Sugawa Korry yang kemungkinan diusung KIM,” katanya.
Sehingga menurutnya, kemungkinan PDI Perjuangan menang di buleleng masih 50 50.
Dan berkaca dari perhelatan Pileg, menurutnya penentu kemenangan adalah logistik dan investasi sosial.
“Sehingga yang diperlukan di sini adalah logistik, investasi sosial, dan tim sukses di desa yang kuat,” katanya.
Kemudian untuk Karangasem, menurutnya saat ini I Gede Dana masih diterima oleh para birokrat dari tingkat desa hingga ke atas.
Meskipun prestasinya dianggap biasa saja, namun koordinasi dan komunikasi dengan birokrat masih bagus sehingga bisa menjadi modal.
Namun, saat ini diperlukan partner yang bagus dikarenakan wakil bupati saat ini tak bisa maju lagi.
Selain itu, muncul batu sandungan paket independent yakni Kari Subali dengan Ismaya.
Dimana menurutnya, Kari Subali memiliki elektabilitas cukup tinggi meskipun beberapa kali ganti partai.
“Dan kita juga harus ingat, Karangasem ada riwayat didukung banyak tokoh PDI, dan saat itu hampir imbang dengan Mas Sumatri.
Bahkan saat itu setiap kecamatan sudah ada yang pegang. Dan berbeda dengan sekarang karena semua fokus pada daerah masing-masing,” katanya.
Akan tetapi, menurutnya tak ada calon yang menojol dari KIM untuk menandingi PDI Perjuangan, sehingga masih ada peluang untuk periode kedua.
Kemudian untuk Denpasar menurutnya yang paling santai.