TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Jenazah mendiang Prof. I Nyoman Gede Antara, dilakukan upacara pengabenan di Krematorium Santha Graha, Desa Adat Bedha, Tabanan pada Senin 12 Agustus 2024.
Dari pantauan di lokasi, jenazah tiba pukul 12.17 Wita dengan menggunakan mobil ambulance. Sejumlah kerabat dan juga warga Desa Adat Gulingan, hadir pada prosesi pembakaran jenazahnya.
Sebelum dibakar, jenazah Prof. Antara dimandikan oleh pihak keluarga. Pada kesempatan itu, sang istri yakni Ida Ayu Bulan Antara tampak terpukul dan sedih, melihat jenazah suaminya dimandikan.
Begitu juga ketiga anaknya yang hadir dalam prosesi pengabenan tersebut. Salah satu warga Gulingan, Ayu saat ditemui di lokasi mengatakan jika Prof. Antara merupakan sosok yang dihormati.
Bahkan pihaknya tidak menyangka jika Prof. Antara meninggal dunia begitu cepat. "Saya kasihan dengan anak dan istrinya, ibu Ida Ayu Bulan Antara," ujarnya Senin siang.
Baca juga: ISTRI Prof Antara Ungkapkan Kesedihan Suaminya Meninggal Begitu Cepat, Titipkan 2 Anak di FK Unud
Baca juga: GPS Kaget Hanya Diare, Tapi Prof Antara Langsung Berpulang, BEM Unud Ucap Belasungkawa!
Pihaknya menyebutkan, memang biasanya keluarga dari Prof. Antara jarang tinggal di Desa Gulingan, mengingat kesibukannya sering di Denpasar.
Sementara Istri mendiang mantan Rektor Unud itu, Ida Ayu Bulan Antara, mengakui sebelum dilakukan upacara, jenazah suaminya disemayamkan di Kertha Semadi, Jalan Cargo Permai nomor 99, Ubung Kaja, Kecamatan Denpasar Utara.
Pihaknya mengaku, alasan tidak disemayamkan di rumah duka karena sedang ada perbaikan Pura Dalem, jadi jenazah tidak boleh dibawa pulang. Dengan berpulangnya sang suami, pihaknya mengaku sangat terpukul.
"Saya tidak menyangka akan cepat dipanggil yang maha kuasa. Sampai saat ini saya masih belum percaya, karena almarhum tidak pernah sakit," ujarnya.
Diakui almarhum sebenarnya rutin berolahraga dan makan-makan yang bergisi. Diakui sakit yang diderita cukup mendadak, yang awalnya sakit tenggorokan, lemas hingga diare.
"Sebelumnya dia sakit tenggorokan dan batuk. Trus diare, hingga diajak ke rumah sakit," bebernya.
Dengan berpulangnya sang suami, pihaknya pun meminta maaf kepada seluruh masyarakat dan Universitas Udayana akan kesalahan yang pernah dilakukan.
Bahkan pihaknya juga menitipkan anaknya di Unud karena anaknya masih kuliah di Fakultas Kedokteran.
"Maafkan bapak ngih, kalau bapak ada salah. Kami pihak keluarga juga menitip anak-anak di Unud karena anak-anak masih bersekolah di sana," imbuhnya..
Seperti diketahui Prof. Antara yang merupakan mantan Rektor Universitas Udayana, berpulang di Rumah Sakit Umum Daerah (RSD) Mangusada Badung, pada Kamis 8 Agustus 2024 lalu. Prof. Antara meninggal dunia atas sakit yang dideritanya, hingga sempat menjalani perawatan medis.
Sub. Koordinator Humas dan Pemasaran RSD Mangusada, Ni Putu Esti Wulandari, S.T.,M.T saat dikonfirmasi terkait meninggalnya Prof. Antara mengakui jika mendiang meninggal dunia Kamis 8 Agustus 2024.
"Beliau menghembuskan nafas terakhirnya tadi pagi sekitar pukul 07.00 Wita," ujarnya.
Diakui Prof. Antara masuk rumah sakit atau menjalani perawatan pada Senin 5 Agustus 2024 malam. Namun setelah menjalani perawatan, pasien drop hingga meninggal dunia pada Kamis 8 Agustus 2024. (*)