Prof Antara Meninggal Dunia
GPS Kaget Hanya Diare, Tapi Prof Antara Langsung Berpulang, BEM Unud Ucap Belasungkawa!
Kabar kepergian Prof. Antara ini tentu saja mengagetkan banyak pihak. Termasuk sang kuasa hukum, Gede Pasek Suardika atau yang akrab disapa GPS.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Anak Agung Seri Kusniarti
TRIBUN-BALI.COM - Rektor Unud periode 2021-2023, Prof. Dr. Ir. I Nyoman Gde Antara, M.Eng.,IPU., meninggal dunia pada 8 Agustus 2024.
Kabar kepergian Prof. Antara ini tentu saja mengagetkan banyak pihak. Termasuk sang kuasa hukum, Gede Pasek Suardika atau yang akrab disapa GPS.
"Kabar mengejutkan datang dari klien saya, yang juga Rektor Unud yang sah Nyoman Gede Antara yang tadi sekitar pukul 06.30 WITA meninggal dunia.
Kami terhenyak kaget, karena kami beberapa waktu lalu mendiskusikan tentang perkembangan terakhir adanya pemaksaan pemilihan Rektor Unud, yang baru dan berpotensi ada tabrakan hukum jika putusan kasasinya turun memperkuat putusan bebas.
Baca juga: 11 Manfaat dan Kandungan Nutrisi Biji Labu untuk Kesehatan, Bisa Jadi Obat Alternatif untuk Insomnia
Baca juga: 9 Juta Lebih Turis Datangi Bali Januari-Juli 2024, Pendiri Jimbaran Hijau Alam & Budaya Bali Dijaga

Kita pun berjanji akan ketemu di darat karena kebetulan saya sedang sibuk, penanganan perkara di berbagai kota yaitu Palembang, Jakarta, dan Denpasar sehingga kesulitan atur waktunya," sebutnya dalam tulisan di media sosial.
Dalam badan yang sehat, karateka pemegang sabuk hitam KKI ini meninggal dunia, tentu hal yang sangat mengagetkan dan membuat sedih yang terdalam.
"Saya mengagumi jiwa keras dan semangatnya berjuang mencari keadilan. Lulusan Jepang dan Korea ini memang dikenal keras dan teguh dalam sikap, sehingga sangat nyaman kita sebagai Tim PH dalam memperjuangkan hak-hak hukumnya dengan cara yang tegas dan keras juga," katanya.
Menurut istri mendiang Prof. Antara, kata dia, sakitnya pun tergolong mendadak karena dimulai dari rasa panas di tenggorokan dan kemudian berlanjut sakit di lambung, atas yang mengakibatkan pendarahan hebat serta diare.
Upaya medis dengan penambahan kantong darah, sudah dilakukan dengan maksimal. Diare dengan mengeluarkan darah hitam dan lengket, diduga menjadi penyebab utama kondisinya drop. Namun upaya penambahan darah itu tetap tidak bisa menolong mendiang Prof. Antara.
Almarhum Prof. Antara meninggal dunia di tangan tim medis yang telah berjuang maksimal dan didalamnya ada juga anak kandung beliau yang juga dokter ikut menangani hingga menghembuskan nafas terakhirnya.
"Selamat jalan Prof. Antara, perjuangan keadilan memang tidak mudah dan Prof. Antara berjalan dengan damai di alam sana dalam status yang jelas bersih, dari status sebagai narapidana. Prof. Antara telah menerima vonis tidak bersalah alias bebas murni," katanya.
Hanya memang walaupun bebas murni, namun akibat ulah beberapa oknum jabatan Prof. Antara sebagai Rektor Unud belum dikembalikan dan status pegawai negeri belum kembali secara penuh.
"Alasannya karena putusan belum inkracht, padahal ketika jabatan dan status PNS Prof. Antara dicopot malah masih berstatus tersangka bukan sudah putusan bebas. Itulah hukum kita yang sering membuat Prof. Antara bingung ketika diskusi dengan kami," katanya.
BEM UNUD Berduka & Ucap Terima Kasih
BEM
Unud
Universitas Udayana
Prof. Antara
Gede Pasek Suardika
Rektor Unud
GPS
meninggal dunia
Badan Eksekutif mahasiswa
Jenazah Mantan Rektor Unud Diaben di Tabanan Bali, Istri Prof Antara Masih Belum Percaya |
![]() |
---|
SEMBARI Memandikan Jenazah, Istri Mendiang Prof Antara Masih Belum Percaya Kematian Sang Suami |
![]() |
---|
JENAZAH Mendiang Prof Antara Diupacarai Ngaben di Krematorium Santha Graha Desa Adat Bedha Tabanan |
![]() |
---|
TERUNGKAP! 4 Hari Sebelum Meninggal di Denpasar, Prof Antara Alami Ini, Dayu Bulan Singgung Unud |
![]() |
---|
ISTRI Prof Antara Ungkapkan Kesedihan Suaminya Meninggal Begitu Cepat, Titipkan 2 Anak di FK Unud |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.