TRIBUN-BALI.COM - Dinas Kesehatan Badung mulai menyiapkan langkah antisipasi terhadap potensi penyebaran virus cacar monyet (Mpox). Dinkes sudah menyiapkan ruang isolasi. Masyarakat diminta waspada namun jangan panik.
"Kami sudah antisipasi, bahkan sudah siapkan ruang isolasi jika memang ada masyarakat yang terindikasi terkena virus tersebut," ujar Kepala Dinas Kesehatan Badung, Made Padma Puspita, Rabu (4/9).
Ia menjelaskan, upaya yang dilakukan untuk mengantisipasi cacar monyet ini dengan meningkatkan kewaspadaan, deteksi dini, respons dan terus memantau perkembangan situasi dan informasi penyakit Mpox.
Selain itu akan melaksanakan berbagai upaya pencegahan lainnya di antaranya melakukan koordinasi dan komunikasi intensif dengan pihak terkait, penguatan surveilans berbasis masyarakat yang didukung oleh tim surveilans puskesmas dan meningkatkan kemampuan pelayan serta rujukan.
Baca juga: Buntut Pungli Rp10 Miliar, Bendesa Adat Berawa Dituntut 6 Tahun Penjara
Baca juga: Satpol PP Denpasar Minta Tim Pemenangan Paslon Turunkan Baliho Sendiri
"Melalui upaya ini kami berharap tidak ditemukan kasus terduga maupun terkonfirmasi Mpox. Dari pemantauan dan laporan hingga sampai saat ini untuk di Kabupaten Badung termasuk Bali tidak ada pasien yang diduga maupun terkonfirmasi terkena Mpox," ucapnya
Ia meminta masyarakat tidak cemas atau panik akan virus tersebut. Namun harus tahu bagaimana Mpox itu menular sehingga bisa melakukan pencegahan dini. "Memang virusnya tidak sama seperti Covid-19," kata dia.
"Namun penyebarannya bisa terjadi karena cairan tubuh, seperti droplet dan perilaku seksual. Tapi yang terpenting kan bagaimana selalu menjaga kesehatan, seperti vitamin, hidup sehat dan pengamanan seksual yang terpenting," sambungnya.
Kalau ada yang terkena virus tersebut, masyarakat bisa langsung ke fasilitas kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan. "Meskipun ada yang terindikasi, kami sudah ada dua rumah sakit yang akan melayani yakni RSD Mangusada dan RS PTN Unud.," paparnya.
Mpox pertama kali ditemukan di Afrika kemudian merambah ke beberapa negara seperti Swedia, Thailand dan Filipina. Oleh sebab itu, World Health Organization (WHO) menetapkan kondisi darurat kesehatan. (gus)