"Sesekali Teco harus bicara langsung ke kami," timpal suporter lainnya.
Hingga pertemuan usai, Teco tidak muncul, meninggalkan suporter dengan rasa kecewa karena tak bisa berhadapan langsung dengan pelatih yang telah mengantarkan Bali United meraih gelar juara Liga 1 dua kali berturut-turut.
Setelah mendengar pernyataan Ricky Fajrin dan menyampaikan pendapat mereka, para suporter pun akhirnya membubarkan diri dan meninggalkan stadion.
Dalam konferensi pers pasca-pertandingan, Coach Teco mengakui bahwa kesulitan timnya dalam meraih kemenangan disebabkan oleh strategi bertahan yang diterapkan PSS Sleman.
Menurutnya, taktik defensif lawan membuat Everton Nascimento dan kawan-kawan kesulitan menciptakan peluang yang efektif, meskipun beberapa peluang sempat tercipta.
"Tim sudah punya kreasi, passing, dan kombinasi yang bagus, tapi kami harus lebih baik dalam penyelesaian akhir. Ini sudah dua pertandingan, lawan Arema juga banyak peluang tapi skor tetap 0-0," jelas Teco.
Hasil ini memperpanjang rekor tanpa kemenangan Bali United dalam tiga laga berturut-turut.
Sebelum hasil imbang melawan PSS dan Arema, mereka menderita kekalahan telak 0-3 dari Borneo FC.
Lebih dari itu, Serdadu Tridatu juga gagal mencetak gol dalam tiga pertandingan terakhir, menunjukkan adanya masalah serius di lini depan.
Everton Nascimento, yang diharapkan menjadi mesin gol, masih belum mampu menunjukkan ketajamannya hingga laga kelima.
Sementara itu, aliran gol dari Privat Mbarga juga mulai tersendat.
Hal ini memperlihatkan bahwa Bali United perlu segera memperbaiki performa lini serangnya jika ingin kembali bersaing di papan atas Liga 1.
(*)