TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Dalam debat pemilihan gubernur Bali yang diselenggarakan di The Meru Sanur, dua pasangan calon (Paslon), yakni Paslon 01 Made Muliawan Arya - Putu Agus Suradnyana (Mulia-PAS) dan Paslon 02 Wayan Koster - I Nyoman Giri Prasta (Koster-Giri), menyampaikan pandangan dan rencana mereka dalam mengembangkan kompetensi serta daya saing masyarakat Bali.
Mereka membahas pentingnya standarisasi sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di tingkat global.
Dalam debat ini, Made Muliawan Arya dari Paslon 01 menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi pendidikan di Bali, terutama setelah dihentikannya program asrama SMA Bali Mandara.
"Kami melihat program yang mendukung siswa berprestasi dari kalangan kurang mampu seharusnya terus didorong, SMA Bali Mandara malah dihapus. Kami berkomitmen untuk mendukung pendidikan anak-anak Bali agar siap bersaing di dunia kerja," ujar Made Muliawan Arya.
Paslon Mulia-PAS menawarkan beberapa program inovatif dalam pendidikan untuk meningkatkan kesiapan siswa Bali di pasar kerja:
De Gadjah menyampaikan rencananya untuk mendorong perguruan tinggi di Bali agar mendesain program yang mempersiapkan anak didik sejak dini.
"Kami ingin memasukkan materi-materi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja ke dalam kurikulum sekolah," ujarnya.
Program ini dirancang agar siswa SMA lebih siap menghadapi tantangan di berbagai sektor industri, seperti pariwisata dan pertanian, yang menjadi andalan perekonomian Bali.
Baca juga: Debat Pilgub Bali Kedua, Ketua KPU: Masyarakat Paham Mau Dibawa Kemana Bali Ini
Mulia-PAS juga mencanangkan program beasiswa Bali Dwipa Jaya, yang akan diberikan kepada siswa dari keluarga miskin dan berprestasi untuk melanjutkan pendidikan hingga perguruan tinggi.
"Beasiswa ini akan diberikan kepada mereka yang ber-IPK 3.6 ke atas di perguruan tinggi, terutama bagi mereka yang mengambil jurusan yang diperlukan oleh Bali, seperti manajemen bandara Bali Utara dan sistem MRT," jelasnya.
Dengan adanya program beasiswa ini, Paslon 01 berharap lulusan Bali bisa mengisi posisi strategis di daerah.
Menyoroti fakta bahwa banyak siswa di Bali yang tidak dapat bersekolah karena kendala biaya, Made Muliawan Arya bertekad mengubah keadaan ini.
"Kami tidak ingin ada anak-anak di Bali yang tidak bisa sekolah hanya karena biaya. Anggaran pendidikan harus fokus untuk memastikan setiap anak memiliki kesempatan yang sama," katanya.
Paslon ini menekankan bahwa pendidikan adalah prioritas utama, sehingga seluruh anak Bali memiliki akses yang layak.
Pandangan Paslon 02, Wayan Koster memulai pernyataannya dengan menyatakan visi mereka untuk menciptakan SDM Bali yang unggul dan berdaya saing tinggi.
"SDM Bali harus memiliki jati diri yang kuat, berkarakter, dan berintegritas, sehingga kita mampu bersaing tidak hanya di Bali, tetapi juga di luar Bali," ujar Wayan Koster.
Paslon Koster-Giri memaparkan beberapa program unggulan untuk mencapai tujuan tersebut.
Menurut Koster, SDM Bali perlu memiliki dasar karakter dan integritas yang kuat.
"Kita harus menanamkan nilai-nilai kesantunan, dedikasi, dan kehormatan pada generasi muda kita," katanya.
Dengan ini, Paslon Koster-Giri ingin memastikan bahwa setiap individu Bali memiliki sikap dan nilai yang dapat menjadi panutan di mana pun mereka berada.
Paslon ini juga berkomitmen untuk menyediakan pendidikan gratis di SMA dan SMK di seluruh Bali.
"Kami ingin semua anak Bali memiliki kesempatan yang sama, tanpa kendala biaya," tegas Koster.
Di samping itu, Paslon Koster-Giri berencana untuk memberikan beasiswa bagi siswa SMA dan SMK berprestasi untuk melanjutkan pendidikan ke luar negeri atau di dalam negeri hingga jenjang S1 dan S2.
Program satu keluarga satu sarjana yang bertujuan untuk memastikan setiap keluarga di Bali memiliki setidaknya satu anggota yang berpendidikan sarjana.
"Jika satu keluarga memiliki seorang sarjana, akan ada peningkatan kualitas hidup di keluarga tersebut dan dampaknya akan terasa di masyarakat," jelas Koster.
Selain itu, Paslon ini juga menekankan pentingnya mencetak SDM unggul yang siap mengisi posisi manajerial di sektor pariwisata, baik di dalam maupun luar Bali.
(*)