TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Beberapa hari terakhir cuaca ekstrem terjadi di wilayah Provinsi Bali, mulai dari hujan ringan hingga lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi.
Namun hal tersebut tidak menandakan bahwa Bali mulai memasuki puncak musim hujan.
“Berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Jembrana, puncak musim hujan di Provinsi Bali akan datang secara berbeda-beda waktunya,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, Senin 9 Desember 2024.
Baca juga: KRONOLOGI Buruh Proyek Tertimbun Longsor di Ubud, 2 Orang Meninggal Dunia, 1 Korban Usianya 14 Tahun
Baca juga: KASUS Pelecehan Agus Buntung Langsung Diatensi Mensos RI, Gus Ipul Turun Langsung Pantau ke Lapangan
Ia menambahkan, puncak musim hujan untuk sebagian wilayah di Bali diprediksi pada Desember 2024 dan sebagian lainnya diprediksi pada Januari hingga Februari tahun 2025.
Saat ini kondisi cuaca terjadi hujan ringan hingga sedang secara merata di Bali.
“Kondisi cuaca Bali saat ini terpantau hujan ringan, hingga sedang merata di seluruh wilayah Bali, namun demikian tetap perlu diwaspadai potensi bencana yang apat terjadi selama musim hujan ini,” imbuh Diana.
Disinggung mengenai bagaimana prediksi cuaca di Bali untuk 5 hari ke depan?
Prakirawan Diana menyampaikan, bahwa masih ada potensi hujan ringan hingga lebat untuk 5 hari ke depan.
“Masih ada potensi hujan ringan hingga lebat dalam 5 hari ke depan, dikarenakan saat ini MJO masih aktif dan terdapat pola pertemuan angin di wilayah Bali yang mendukung pertumbuhan awan-awan hujan,” ungkapnya.
Imbauan kepada masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem, dan dampaknya yang dapat terjadi selama musim hujan ini, seperti hujan lebat, disertai petir/kilat, angin kencang yang mengakibatkan pohon tumbang, banjir serta tanah longsor.
Informasi cuaca terkini dan peringatan dini dari BMKG dapat dilihat dari media sosial, website maupun aplikasi resmi BMKG.
Kalaksa BPBD Provinsi Bali, I Made Rentin, menjelaskan berdasarkan data yang dirangkum oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Bali.
Serta BPBD kabupaten/kota se-Bali, cuaca ekstrem yang melanda Bali dari tanggal 2 hingga 8 Desember 2024 mengakibatkan sejumlah kejadian, meliputi pohon tumbang, banjir, tanah longsor, kerusakan bangunan, jalan jebol, dan abrasi. Berikut adalah rangkuman kejadian dan penanganannya:
1. Pohon Tumbang, tercatat di 30 titik di berbagai kabupaten/kota, dengan rincian:
- Kabupaten Badung: 3 titik
- Kabupaten Bangli: 5 titik
- Kabupaten Karangasem: 6 titik
- Kabupaten Gianyar: 3 titik
- Kabupaten Tabanan: 3 titik
- Kabupaten Buleleng: 10 titik
2. Banjir melanda 5 titik di Bali, dengan rincian sebagai berikut:
- Kabupaten Buleleng: 4 titik
- Kabupaten Karangasem: 1 titik
3. Senderan jebol tercatat di 7 titik, dengan rincian:
- Kabupaten Buleleng: 4 titik
- Kota Denpasar: 1 titik
- Kabupaten Karangasem: 2 titik
4. Tanah terjadi di 7 titik, yaitu:
- Kabupaten Buleleng: 3 titik
- Kabupaten Bangli: 1 titik
- Kabupaten Jembrana: 2 titik
- Kabupaten Gianyar: 1 titik
5. Dahan Pohon Patah tercatat di 2 titik:
- Kabupaten Karangasem: 1 titik
- Kabupaten Buleleng: 1 titik
6. 1 Bangunan Roboh dilaporkan di Kabupaten Buleleng.
7. Atap Rumah Jebol terjadi di 2 titik:
- Kabupaten Badung: 1 titik
- Kabupaten Jembrana: 1 titik
8. Jalan Jebol tercatat di 1 titik, yaitu di Kabupaten Bangli.
9. Bak penampungan air jebol tercatat di Kabupaten Buleleng.
10. Abrasi terjadi di 1 titik di Kabupaten Klungkung.
"Meski fenomena cuaca ekstrem terjadi cukup meluas, tidak ada korban jiwa maupun luka-luka dilaporkan. Namun, kerugian diperkirakan mencapai sekitar Rp 9,4 miliar," sebutnya dalam siaran pers.
Berdasarkan Peringatan Dini Cuaca dan Iklim Dasarian I Desember 2024 dari BBMKG Wilayah III Badung, Bali sudah memasuki musim hujan. Warga diimbau untuk mewaspadai curah hujan tinggi yang dapat menyebabkan banjir dan longsor.
Dengan semakin seringnya kejadian bencana, BPBD Provinsi Bali mengajak seluruh masyarakat untuk meningkatkan kapasitas dan kesiapsiagaan dalam menghadapi potensi bencana alam, demi mewujudkan Bali yang tangguh bencana. (*)