TRIBUN-BALI.COM – Nyawa dua buruh proyek berinisial R (14) asal Probolinggo dan Warsito (27) asal Lumajang, Jawa Timur tidak tertolong.
Keduanya tewas tertimbun tanah longsor saat bekerja di Banjar Tarukan, Desa Mas, Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar, Senin (9/12).
Hujan dengan intesitas tinggi mengguyur Banjar Tarukan sejak pagi hingga menjelang malam belum menunjukkan tanda-tanda reda. Hujan tersebut menyebabkan bencana alam di antaranya tanah longsor.
Informasi dihimpun Tribun Bali, korban saat itu sedang bekerja di rumah warga setempat. Kejadian ini berawal sekitar pukul 13.00 Wita, 5 buruh bekerja termasuk kedua korban.
Baca juga: KORUPSI Perbekel Dawan Kaler Sebabkan Kerugian Rp1,5 Miliar, Sudarmawa Sampai Dibawakan Obat Maag
Baca juga: NYARIS Rp3 Juta UMP Bali Tahun 2025, Dewan Pengupahan &Disnaker Rekomendasi Kenaikan Upah 6,5 Persen
Saat itu mereka membuat lubang pondasi senderan tembok merajan (tempat suci) milik I Wayan Beneng. Para buruh bangunan menggunakan cangkul, sekop dan alat manual lainnya dengan lebar 60 centimeter dan panjang 8 meter.
Sekira pukul 14.30 WITA pada saat ke-5 buruh ini bekerja dalam kondisi hujan. Tiba-tiba tembok pagar merajan longsor dan menimpa para pekerja. Dua pekerja yang posisinya ada di dalam lubang galian tidak bisa menyelamatkan diri sehingga tertimbun tanah dan material tembok longsoran.
Setelah itu, para pekerja lainnya segera berteriak minta tolong. Kemudian para saksi datang dan melihat Tempat Kejadian Perkara (TKP) yang tembok pagar merajan sudah longsor. Diketahui 2 pekerja tertimbun di dalamnya.
Kejadian ini lalu dilaporkan ke pihak-pihak terkait. Pemilik proyek dan warga setempat langsung menggali tanah yang menimbun kedua pekerja ini.
Proses evakuasi ini berjalan cukup lama lantaran material yang mengubur korban cukup tebal. Setelah melakukan penggalian di tengah guyuran hujan, tubuh kedua korban akhirnya ditemukan. Namun saat itu keduanya sudah tidak bernyawa. Jenazah keduanya dibawa ke RSU Ari Santi, Ubud.
“Kedua pekerja meninggal dunia karena ditimpa tanah longsor,” ujar Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Gianyar, I Gusti Ngurah Dibya Presasta.
Dibya mengatakan, hujan pada Senin ini terjadi di hampir semua wilayah di Kabupaten Gianyar. Beberapa laporan tentang pohon tumbang dan tanah longsor pun telah masuk ke datanya. Namun untuk kejadian yang menelan korban jiwa hanya di Banjar Tarukan.
“Untuk kawasan lain, terdapat tanah longsor namun tidak menjadi prioritas penanganan. Kita hanya menangani kejadian yang menelan korban jiwa dan menganggu arus lalu lintas atau kepentingan umum,” ujarnya.
Hujan Lebat 5 Hari ke depan
Beberapa hari terakhir cuaca ekstrem terjadi di wilayah Provinsi Bali mulai dari hujan ringan hingga lebat disertai angin kencang dan gelombang tinggi. Namun hal tersebut tidak menandakan Bali mulai memasuki puncak musim hujan.
“Berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Jembrana, puncak musim hujan di Provinsi Bali akan datang secara berbeda-beda waktunya,” ujar Prakirawan BBMKG Wilayah III Denpasar, Diana Hikmah, Senin (9/12).