Nataru di Bali

BALI Siap Sambut Libur Nataru, Dishub Denpasar Buka 4 Posko Terpadu, Juga Shuttle Bus ke Bandara

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi - Pesta Kembang Api di Malam Tahun Baru di Bali.

“Sekarang sudah ada teknologi, masyarakat bisa memanfaatkannya, seperti aplikasi Google Maps, di sana terlihat kawasan yang macet dan lancar. Sehingga bisa menggunakan jalan yang lancar tersebut,” paparnya.

Sementara itu, Dishub Provinsi Bali telah menyiapkan sejumlah langkah mitigasi jika kemacetan parah 29 Desember tahun lalu terulang. Langkah yang diambil adalah mengatur arus lalu lintas, menertibkan kendaraan parkir di bahu jalan menuju bandara dan sebaliknya hingga menyiapkan shuttle bus.

“Kami di Provinsi akan membantu untuk pengaturan lalu lintas menuju bandara termasuk penyiapan angkutan,” ujar Kepala Dishub Bali, IGW Samsi Gunartha usai apel pembukaan Posko Terpadu Nataru Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai, Rabu (18/12). 

Dijelaskan, pihaknya akan mengatur sedapat mungkin clearance (steril) dari seluruh ruas-ruas yang menjadi ruas emergency. Jadi jalur emergency baik di jalan tol maupun di jalan nasional itu harus diamankan dari antrean karena itu nanti akan dipakai untuk keperluan emergency apabila terjadi stak atau macet parah tidak bergerak. 

“Saya minta dengan sangat hormat seluruh pihak untuk selalu memperhatikan terutama kendaraan-kendaraan yang parkir pada jalur emergency di dekat bandara ini. Mulai kita usir-usirin itu supaya pada saat emergency terjadi kita masih punya space untuk bergerak,” tegas Samsi Gunartha. 

Mengenai shuttle bus menuju bandara telah disiapkan dan standby di tiga titik seperti tahun sebelumnya. “Bus sudah kami siapkan di Sentral Parkir Kuta, Pelabuhan Benoa dan Nusa Dua sehingga jika terjadi kejadian darurat maka shuttle ini bergerak. Kami juga akan segera meminta terutama saat arus puncak itu shuttle dioperasikan supaya mencegah tidak terjadi kemacetan yang berakibat fatal kepada penerbangan,” paparnya. 

Pihaknya berharap tidak ada lagi penumpang yang tertinggal penerbangan dan tidak terulang lagi kejadian 29 Desember 2023 lalu. “Kita akan menghadapi banyak tantangan karena cuaca agak berbeda pada tahun ini, mudah-mudahan semuanya tetap sehat dan kegiatan berjalan lancar,” jelasnya.

Dengan dibukanya Posko Terpadu Nataru di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai Bali kemarin, menandai sudah memulai kesiagaan dalam menghadapi Nataru. Samsi Gunartha mengungkapkan, pihaknya belajar dari kejadian tahun lalu yang menghadapi situasi sangat sulit karena memang ada beberapa persoalan yang tidak bisa berhasil diatasi. 

Pada Nataru tahun ini, pihaknya optimistis lebih baik karena sudah mengalami banyak koordinasi dan sudah mulai melakukan simulasi-simulasi.  “Kami diundang secara khusus (Sabtu pekan lalu) untuk melakukan simulasi berkaitan dengan trafik akses bandara di Korlantas Polri. Dan perhatian pemerintah pusat terhadap Bali terutama pintu masuk Bali yaitu bandara dan Pelabuhan,” ucapnya. (sup/zae)

Ketua PHRI Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) (Istimewa)

Tingkat Okupansi Hotel Diprediksi 100 persen 

Tingkat okupansi Hotel di Bali naik jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2025. Hal tersebut diungkapkan Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali, Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati alias Cok Ace. Ia memprediksi tingkat okupansi hotel di Bali bervariasi. Beberapa kawasan premium seperti Nusa Dua, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung diperkirakan mencapai okupansi tinggi. 

“Saya kira kalau saja kita tidak ada gangguan apapun pada beberapa wisata, beberapa kawasan di Bali, khususnya Nusa Dua, ini saya yakin (okupansi) masih bisa ada 90 persen bahkan 100 persen kalau kita ngomong weekly-nya, bulanannya,” katanya, Rabu (18/12). 

Wakil Gubernur Bali periode 2018-2023 ini menambahkan, okupansi secara keseluruhan selama setahun di kawasan Nusa Dua diperkirakan mencapai 80 persen karena didukung momentum high season. Namun, beberapa kebijakan pemerintah turut menjadi perhatian para pelaku usaha, termasuk kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) menjadi 12 persen.

“Nah, kemudian ada kebijakan pemerintah untuk mengurangi biaya perjalanan. Demikian juga banyak pengusaha-pengusaha wait and see dengan kebijakan pemerintah ke depan dengan naiknya PPN 12 persen dan sebagainya. Ini juga menjadi persoalan kita yang akan memengaruhi keinginan orang untuk berwisata, tetapi saya yakin untuk kawasan tertentu (okupansi) bisa 90 persen terpenuhi seperti Nusa Dua dan sebagainya,” jelasnya.

Sementara itu, untuk kawasan lain seperti Kuta, Sanur, Ubud, Candidasa, dan Lovina, tingkat okupansi diprediksi beragam. Homestay di wilayah Kabupaten Bangli juga memberikan kontribusi terhadap angka okupansi akomodasi di Bali.

Halaman
123

Berita Terkini