ITDC Gelar Upacara Pecaruan Nawa Gempang dan Mapekelem di Kawasan The Nusa Dua
TRIBUN-BALI.COM, BADUNG - ITDC sebagai pengembang kawasan The Nusa Dua berkomitmen menerapkan Tri Hita Karana (hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, sesama, dan alam).
Tri Hita Karana menjadi fondasi dalam pembangunan pariwisata berkelanjutan di Bali.
Dalam rangka menerapkan Tri Hita Karana, ITDC bertepatan dengan hari Kajeng Kliwon Sasih Kapitu, rahina Sukra Kliwon Bala, Jumat 3 Januari 2025 menggelar Upakara Pecaruan Nawa Gempang dan Mapekelem, di Peninsula Island, Kawasan Pariwisata The Nusa Dua.
Baca juga: 50 Tahun Pencapaian ITDC, Buka Peluang Kerja Sama Untuk Geliatkan Pariwisata di Bali Nusra
“Dilaksanakan upacara Pecaruan Nawa Gempang dan Mapekelem sebagai wujud tanggung jawab spiritual ITDC terhadap pengelolaan kawasan,” ujar General Manager The Nusa Dua, I Made Agus Dwiatmika.
Ia menambahkan tujuan dari diadakannya upacara ini adalah untuk menyucikan kawasan, memohon berkah dari Ida Sang Hyang Widhi Wasa, menjaga keseimbangan dan keharmonisan alam.
Rangkaian upacara hari dimulai pukul sejak pagi dengan ngaturang pekeling hingga puncak karya.
Baca juga: ITDC dan Injourney Mengadakan Hospitality Training Untuk Petugas Keamanan di The Nusa Dua
Seluruh rangkaian upacara dipimpin oleh Ida Pedanda Gede Giri Dwija Guna (Griya Giri Sari Uma Ngenjung Angantaka) dan Ida Pedanda Budha (Griya Tegal Jadi Tabanan).
Kegiatan ini mendapat dukungan penuh dadi Desa adat, pemangku, dan pengempon pura, tenant hotel dan fasilitas di kawasan The Nusa Dua, dan tokoh masyarakat setempat.
Agus Widiatmika menyampaikan upacara ini selain merupakan wujud implementasi nilai Tri Hita Karana juga sebagai mengembalikan keharmonisan alam, mempererat hubungan antarpemangku kepentingan, dan menjaga keseimbangan spiritual, sosial, serta lingkungan.
Baca juga: ITDC dan Kimia Farma Laboratorium & Klinik Tandatangani Nota Kesepahaman
“Ini juga sebagai wujud komitmen bersama untuk melestarikan budaya Bali dan mendukung keberlanjutan pariwisata di The Nusa Dua,” ungkapnya.
Agus Dwiatmika, lebih lanjut menyampaikan upacara ini sebenarnya belum pernah digelar di The Nusa Dua dan ini kali pertama digelar.
Selain itu bila merujuk kejadian beberapa puluh tahun terakhir, cukup banyak peristiwa yang terjadi di dalam kawasan.
Sehingga melalui upacara ini, pihaknya berusaha agar hal-hal yang sifatnya negatif, kejadian-kejadian yang tidak diinginkan bisa dihindari di kawasan.
“Jadi kita berusaha mengembalikan energi alam ke aura positif, agar apa yang kita lakukan di masa mendatang, juga harmonis dengan lingkungan."