TKP Longsor di Klungkung, Pasraman Jro Wiranata Tempat Penyembuhan Alternatif, Ada di Bawah Tebing
TRIBUN-BALI.COM, KLUNGKUNG - Lokasi kejadian longsor di Desa Pikat, Kecamatan Dawan, Klungkung, Bali merupakan pasraman milik warga setempat, Jro Putu Wiranata (85).
Di lokasi itu menurut warga kerap menjadi lokasi meditasi, dan penyembuhan alternatif.
Lokasi pasraman itu berlokasi di Lingkungan Celuk, Banjar Cempaka, Desa Pikat, Kecamatan Dawan.
Lokasinya berada di bawah tebing bukit Mucung.
Menuju lokasinya, harus melewati jalan beton dengan lebar sekitar 2 meter sejauh sekitar 1,5 kilometer.
Lokasi pasraman itu berada di pojok, dekat dengan pura paibon dan pohon kepuh berukuran besar.
Suasana hening langsung terasa saat memasuki kawasan tersebut, karena lokasinya berada di tengah tegalan.
Tampak 2 patung, yang masih tersisa utuh.
Baca juga: SOSOK Wayan Mudiana, Korban Longsor di Pikat Klungkung Sempat Minta Canang Sebelum Berangkat
Tidak jauh dari bangunan semi permanen yang sudah hancur dan rata dengan tanah akibat musibah longsor.
Juga sebuah batu besar berdiameter sekitar 5 meter yang berada di lokasi longsor.
Warga yang tinggal dekat dengan lokasi pasraman milik Jro Putu Wiranata tersebut, yakni Jro Mangku Wiparsa.
Ia mengetahui aktivitas di pasraman tersebut.
Baca juga: Wahyu Sempat Menginap di Ubung Kaja Denpasar, Pulang 30 Menit Sebelum Longsor Terjadi
Serta ia merupakan warga yang pertama kali mengetahui kejadian longsor yang merengut 4 nyawa tersebut.
"Saya dengar suara keras lalu ada minta tolong. Saya lihat sudah ada kejadian longsor. Saya lari kemarin ke kantor kadus biar dihubungi polisi," ujar Jro Mangku Wiparsa saat ditemui di lokasi kejadian, Senin (20/1/2025).
Di tengah guyuran hujan deras, Jro Mangku Wiparsa melihat kondisi jenazah sudah tergeletak bersama puing-puing bangunan.
"Saya sempat lihat korban yang warga Pesinggahan, sudah tidak bernyawa. Saya tidak berani pegang," ungkap Wiparsa.
Baca juga: UPDATE: Longsor Di Ubung Denpasar Bali, Warga Dengar Teriakan Minta Tolong Dari Dalam Reruntuhan
Menurut Wiparsa, pasraman milik Jro Putu Wiranata itu memang sering menjadi tempat meditasi, serta pengobatan alternatif.
Biasanya warga yang datang melakukan aktivitas di pasraman itu, merupakan orang-orang yang sembuh setelah menjalani pengobatan.
"Kalau hari minggu biasanya menjadi tempat meditasi jam 12 siang sampai 6 sore. Lalu selanjutnya mereka bersih-bersih dan bersembhayang," ungkap Wiparsa.
Sekretaris Desa Pikat Putu Merta mengatakan, pasraman itu sebenarnya milik warga setempat dan sudah ada sejak turun-menurun.
"Tempat itu itu sudah ada lama, warisan turun-temurun. Namun bangunan beberapa baru dipugar sekitar 2 tahun lalu," ungkap Merta.
Secara lisan diakuinya, tidak ada pemberitahuan secara resmi ke pihak desa dinas maupun desa adat terkait keberadaan dan aktivitas pasraman itu.
Namun diakuinya setiap minggu ada aktivitas warga di lokasi tersebut.
"Secara detail, pemberitahuan resmi ke adat dan dinas tidak ada. Tapi kegiatan rutin setiap minggu infonya sering ada di lokasi itu," ungkap Merta. (*)
Berita lainnya di Longsor di Klungkung