TRIBUN-BALI.COM - Sampah masih tampak menumpuk di Pasar Galiran Klungkung, Senin (27/1). Kondisi ini menuai keluhan pengunjung pasar, pedagang maupun pembeli. Serta membuat situasi pasar terkesan kumuh.
Seorang pedagang, Ketut Wati mengungkapkan, sampah-sampah di Pasar Galiran yang kerap menumpuk sudah terlihat sejak sepekan terakhir. Tidak hanya membuat kumuh, sampah-sampah itu juga memunculkan bau tidak sedap.
"Apalagi sekarang hujan-hujan. Jadi bau sampahnya. Kami berharap ada solusi dari masalah sampah ini," keluh Wati, Senin (27/1).
Baca juga: Kerahkan Ratusan Warga Tambal Jalan Rusak, Jalan Desa Telagatawang Parah, Warga Perbaiki Swadaya
Baca juga: MALING Spesialis Bobol Warung, Ditangkap Polres Klungkung, Ternyata Komplotan Pemuda Belasan Tahun
Tidak jauh dari tumpukan sampah, para pedagang makanan juga mengeluhkan banyaknya lalat. Menurut mereka itu juga imbas langsung tumpukan sampah yang tidak kunjung diangkut.
"Semenjak sampah dibiarkan menumpuk, lalat juga jadi makin banyak. Kasian seperti kami yang jual makanan," ungkap Wati.
Situasi ini tidak hanya terjadi di Pasar Galiran. Di TOSS (tempat olah sampah setempat), sampaj juga masih menggunung. Kondisi ini terjadi setelah tokoh masyarakat di Desa Pikat menolak sampah bercampur (non residu) dibuang di TPA Sente. Mereka menghendaki TPA Sente ditutup total.
Pj Bupati Klungkung Nyoman Jendrika mengatakan, tumpukan sampah di pasar itu, merupakan sampah di pagi hari yang diangkut sore. Lalu selanjutnya dikelola ke TOSS besok paginya.
Namun diakuinya, saat ini Pemkab Klungkung mendapatkan tantangan masalah sampah. Misalnya tumpukan dari sampah residu yang sejak beberapa hari yang lalu belum dapat dibuang ke TPA Sente, karena belum ada kesepakatan dalam membuang sampah residu, sejak adanya penolakan dari warga di sekitar Banjar Sente dan Desa Pikat.
"Kami berharap kesepakatan pembuangan sampah risidu bisa disepakati oleh warga di TPA Sente bersama dengan Pemkab Klungkung, sehingga tumpukan sampah risidu yang menumpuk di pasar maupun sekitar TOSS Centre bisa segera bisa dibuang ke TPA Sente," ungkap Jendrika. (mit)