Berita Nasional

Reformasi Tahun 1998, Ada Peran Asing Menginginkan Jatuhnya Pemerintahan Orde Baru

AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Agus Widjajanto

Laporan CIA tentang G30S/PKI dan operasi penumpasan PKI yang baru diungkap setelah 30 tahun disimpan sebagai dokumen rahasia menjawab banyak pertanyaan rakyat.

Jika bukan Mayjen. Soeharto yang tersisa dan mengambilalih komando pimpinan TNI AD, sejarah Indonesia pasti berubah, “Republik Indonesia sudah menjadi negara komunis”. 

Banyak kemungkinan terjadi, dan semuanya lebih buruk, jika tidak ada Mayjen. Suoeharto ketika Gestapu PKI terjadi.

Komunis Rusia setelah sukses melakukan Revolusi Bolsyewik 1917, komunis Rusia melakukan pembersihan, puluhan juta rakyat antikomunis dibunuh.

Komunis China selama revolusi kebudayaan bunuh puluhan juta rakyat sendiri. Vietnam, Kamboja, Laos, Kuba, dll, komunis bunuh jutaan rakyat mereka sendiri yang anti komunis.

Komunis di seluruh dunia sama, sesama komunis bersaudara dan tidak  mengenal batas negara, mereka dipersatukan oleh Doktrin Komintern. 

Doktrin Komunis Internasional/Komintern, melahirkan konsistensi militansi setiap kader komunis, sehingga, ikatan persaudaraan komunis dunia sangat erat.

Kembali ke laporan CIA, penulis sungguh terharu membaca laporan tersebut karena membuktikan Soeharto tidak seperti tudingan sekolompok orang.

Disebutkan bahwa setelah Soeharto berhasil memegang kendali TNI dan memulihkan pemerintahan, CIA menawarkan banyak bantuan namun semua ditolak oleh Soeharto. 

Soeharto hanya mau berunding dengan CIA-AS jika prasyarat yang dimintanya disetujui oleh pemerintah AS, jika tidak maka tidak ada perundingan.

Apa syarat yang diajukan Mayjen Soeharto kepada CIA-AS?

Bukan senjata, bukan pula uang suap dan juga bukan info intelijen, Soeharto hanya minta beras. 

Oktober 1965 rakyat kelaparan, inflasi 650 persen (standar normal < 10>

Terbukti Soeharto memikirkan nasib rakyat yang terancam mati kelaparan dengan meminta AS kirim beras ke RI, Rakyat RI utang nyawa pada Soeharto.

CIA awalnya menolak permintaan Soeharto, AS bisa bantu kirim senjata dll, tapi tidak bisa mengirim beras. Apalagi sebanyak 400.000 ton, AS tak bisa.

CIA bujuk Soeharto akan bantu apa saja selain beras, anggaran bantuan beras oleh Presiden AS tidak masuk APBN AS. Proses persetujuannya rumit, Soeharto tetap pada sikapnya, AS kirim beras ke RI secepatnya, baru TNI akan berunding dengan AS.

CIA tidak punya pilihan kecuali lapor ke Presiden Amerika Lyndon B Johnson.

Gara-gara permintaan aneh dari Soeharto kepada AS, Presiden Lyndon B Johnson terpaksa jungkir balik memenuhinya, lobi senator dan anggota kongres. 

Mengapa AS repot-repot bersedia memenuhi permintaan Mayjen. Soeharto?, Karena keberhasilan Soeharto menggagalkan PKI berkuasa telah meringankan beban berat AS.

Perang Dingin Barat vs Komunis sedang pada puncaknya, banyak negara di dunia telah dicengkram komunis, di Asia Tenggara hampir semua jatuh ke tangan komunis.

Keberhasilan TNI AD menggagalkan PKI/Komunis berkuasa tanpa campur tangan AS merupakah anugerah terbesar untuk AS yang sedang frustrasi karena komunis.

Kekhawatiran AS bahwa teori domino juga terjadi di Asia Tenggara dipatahkan Soeharto tanpa bantuan AS yang saat itu sedang trauma karena kalah dimana-mana. 

AS lega, Asia Tenggara gagal dikuasai komunis, Australia lepas dari ancaman ditelan komunis. Karena jika RI jatuh, Australia pasti jatuh.

Teori Domino: jika di suatu kawasan sudah ada 2-3 negara yang dikuasai komunis maka Negara-negara komunis tersebut akan membantu komunis di negara tetangga, akhirnya semua negara di suatu kawasan tertentu akan jatuh ke kekuasaan komunis.

Sungguh mengerikan dan tidak bisa dibayangkan dan RI gagal dikuasai PKI. 

Pemerintah AS sangat berterima kasih atas jasa besar Soeharto menggagalkan komunis kuasai RI, Australia, New Zealand, Asia Tenggara, dst.

Salah satu bentuk terima kasih AS adalah dengan menekan Belanda dan pengaruh PBB agar Papua Barat diserahkan kepada RI.

Disamping melihat situasi begitu kuatnya kekuatan militer Indonesia saat itu yang dibanjiri alutsista dari negeri beruang merah, yang bisa meluluh lantakan tentara Belanda sendiri di Papua saat itu juga menjadi pertimbangan penting . 

Freeport sebagai jaminan AS di Papua yang berentitas AS di Papua, menjamin keutuhan NKRI.

Tidak ada kekuatan asing yang berani usik Papua sebagai bagian integral NKRI.

AS bantu revitalisasi alutsista TNI yang berguna dalam operasi penumpasan PKI, juga laporan intelejen dari CIA yang memuat daftar nama-nama kader PKI. 

Kemiskinan, kebodohan adalah faktor utama tumbuh suburnya komunisme Rezim ORBA diberi pendampingan konsep dan program pembangunan oleh AS.

Jaman pemerintahan Orde Baru sebagai Macan Asia dalam kekuatan ekonomi saat itu melalui swasembada beras, menggalakan tehnologi melalui BPPT, diprediksi akan melampaui Jepang, Korea Selatan, Singapura dan menjadi negara maju.

Dengan konsep kemandirian ekonomi dikuatirkan akan mengganggu kepentingan negara-negara besar dalam ekonomi global.

Khususnya lembaga keuangan yang mereka gunakan untuk  kepentingan global. Itu salah satu alasan bagaimana Orde Baru harus ditumbangkan dari dalam.

Sebelum dijatuhkan, Presiden Soeharto berani membubarkan IGGI sebagai lembaga keuangan yang dianggap terlampau intervensi secara politis kepada negara berkembang.

Berencana melakukan pembataran hutang luar negeri secara lunas, yang bercita cita menerapkan kemandirian ekonomi kerakyatan dengan bertumpu pada kekuatan sendiri dengan mengolah sumber daya alam yang sangat melimpah. 

Hal ini yang secara politis mengganggu kepentingan Neo Imperalisme negara-negara maju yang tidak ingin Indonesia menuju negara maju, agar tetap bergantung kepada teknologi dari negara maju dengan menguasai sumber daya alam di wilayah NKRI yang begitu besarnya.

Satu-satunya jalan hanya dijatuhkan melalui operasi inteljen dengan menggunakan tangan dari anak anak bangaa sendiri, melalui gerakan mahasiswa yang ditunggangi politik global dan internal. 
Ini yang sebenarnya terjadi dan hal ini tidak dipahami oleh kaum reformis yang terlanjur termakan eourofia reformasi.

Dimana yang terjadi ternyata reformasi absurd tiada ujung dan tidak jelas ujung pangkalnya hingga 27 tahun kemudian.

Untuk itu jangan sekali kali melupakan sejarah bangsamu, belajarlah dari sejarah masa lalu agar bisa mengambil keputusan secara bijak dan tepat dalam langkah kedepan menyangkut kepentingan umum demi bangsa dan negaranya.(*)

 

Penulis Agus Widjajanto 

Praktisi hukum, pemerhati masalah sosbud, hukum, politik dan sejarah bangsa

Berita Terkini