TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Keseriusan pemerintah terhadap penanganan sampah di Bali terus ditunjukkan, di mana kali ini Kementerian Lingkungan Hidup (KemenLH) kembali menggandeng Kodam IX/Udayana untuk mengadakan Bimbingan Teknis (Bimtek) Pengelolaan Sampah Untuk Babinsa.
Ratusan Babinsa dari Kodam IX/Udayana berkumpul pagi ini dan mendapat arahan langsung mengenai pengelolaan sampah dari Menteri Lingkungan Hidup Hanif Faisol Nurofiq, Gubernur Bali Wayan Koster dan Pangdam IX/Udayana.
“Melakukan langkah-langkah pemilahan sampah dan pengolahan sampah pada sumbernya tidak mungkin dilakukan dengan cara sosialisasi saja, tidak mungkin hanya dilakukan dengan simposium-simposium saja tetapi kita perlu mengetuk hati dari pintu ke pintu. Yang tahu persis wilayahnya dan tahu masyarakatnya siapa yang ada di sana salah satunya adalah Babinsa,” ujar Menteri Hanif Faisol, Senin 24 Maret 2025, usai memberikan arahan pada Bimtek Pengelolaan Sampah Untuk Babinsa di Makodam IX/Udayana.
Ia berharap yang pertama Babinsa bisa menjadi contoh tauladan dalam rangka perilaku mengurangi dan memilah sampah di sumbernya.
Baca juga: NGUSABA Kadasa Pura Ulun Danu Batur Bali, Puncak 12 April Sineb 24 April 2025, Atensi Sampah Plastik
Kemudian melalui Babinsa, juga berharap banyak sisi-sisi humanisme dalam rangka merangkai tugas-tugasnya di kedepankan terkait pengelolaan sampah.
Tentu ketukan-ketukan dari diskusi Babinsa dengan masyarakat akan menjadi langkah efektif di langkah awal di dalam rangka membangun budaya mengelola sampah dari sumbernya.
“Lebih jauh kami berharap Bapak Gubernur Bali terus semakin meningkatkan upayanya dalam penyelesaian masalah sampah meskipun Bali sudah sangat serius menangani pengelolaan sampahnya. Tetapi membangun edukasi ini tidak hanya di ketuk saja tetapi perlu memberikan bekal komunikasi, edukasi dan informasi yang menjadi kewenangan Bapak Gubernur,” jelas Menteri Hanif Faisol.
Selain melibatkan Babinsa dalam penyampaian pengelolaan sampah ke masyarakat, Kementerian LH berharap kepada Pemprov Bali untuk membangun kegiatan Babinsa ini dididik dan dibenamkan di dalam kehidupan masyarakat di tempatnya masing-masing.
Dengan dua langkah awal ini maka pengurangan dan pemilahan sampahnya bisa berjalan efektif di Bali.
Pihaknya pun menyadari sudah ada beberapa desa di sini, telah ada yang efektif dalam pengelolaan sampahnya, tetapi ini berbicara Bali secara keseluruhan.
“Bali ini berbeda dengan pulau lain. Bali ini menjadi mukanya Indonesia, setiap kita ke luar negeri yang diingat orang Bali-nya, tetapi nama Indonesia agak lupa. Tetapi begitu menyebut Bali langsung tahu ini Bali, sehingga Bali ini menjadi barometer wajah kita dalam rangka penanganan sampah. Pada saat Pantai Kuta dan Seminyak dipadati sampah laut kiriman itu kita terhenyak semua, ini muka Indonesia tidak boleh di kotori,” tutur MenLH Hanif Faisol.
Menurutnya saat ini semua negara sedang berlomba-lomba membangun ekonominya, salah satunya dari sumber sektor pariwisata begitu masalah sampah ini di kapitalisasi tentu dapat meruntuhkan sendi-sendi pariwisata kita.
Begitu Bali tersentuh (penanganan sampahnya baik dan bagus) maka daerah yang lain akan ikut, tetapi ini perlu kerja keras kolaborasi bersama pemerintah pusat dan daerah.
Dan pada kesempatan itu juga Gubernur Bali menjanjikan dalam dua tahun ke depan masalah sampah di Bali dapat diselesaikan.
“Apa yang jadi tujuan bapak Gubernur Bali itu harus menjadi tekad kita semua berupaya semaksimal mungkin untuk mencapainya (2 tahun dari sekarang masalah sampah di Bali selesai). Tentu apa yang disampaikan Gubernur akan menjadi kebanggaan kita di Kementerian Lingkungan Hidup bahwa ada satu provinsi yang selesai masalah sampahnya dari hulu ke hilir,” ucap Menteri Hanif Faisol.
Sementara itu, Gubernur Bali Wayan Koster menyampaikan apresiasi yang setinggi-tingginya kepada Presiden yang telah langsung menginstruksikan tentang pengelolaan sampah dan penyelesaian sampah se-Indonesia terutama khususnya di Bali.
Ini tanggung jawab kita semua, karena Bali menjadi destinasi utama bagi wisatawan mancanegara, sehingga kenyamanan wisatawan harus dijaga, selain juga untuk membangun kehidupan yang sehat.
“Salah satunya sampah harus terkelola dengan baik dan kita akan menerapkan beberapa skema. Yang pertama adalah skema untuk pengelolaan sampah berbasis sumber di desa dan akan didukung sepenuhnya oleh Pangdam, Danrem hingga jajarannya sampai di tingkat Babinsa,” kata Gubernur Koster.
“Saya yakin karena memang sudah ada percontohan yang baik dan bisa dilakukan secara efektif itu akan selesai tercepat 2 tahun selesai untuk di desa dulu, sambungnya.
Gubernur Koster menambahkan, untuk skema kedua adalah pengelolaan sampah yang dihasilkan oleh pelaku industri pariwisata seperti hotel, restoran, cafe dan lain sebagainya seperti mall serta pasar swalayan itu, akan wajibkan membentuk unit pengelolaan sampah di masing-masing aktivitas usahanya supaya mereka menyelesaikan masalah sampahnya sendiri.
Untuk itu akan menerapkan kebijakan dan persyaratan kepada pemerintah kabupaten/kota agar perizinannya diberikan kalau mampu mengolah sampah sendiri.
Harus mampu mengolah sampah sendiri, syaratnya itu, kalau tidak berhasil mengelola sampahnya maka akan diberikan sanksi, mulai evaluasi perizinannya dan juga akan umumkan ke publik kalau usaha itu tidak ramah lingkungan.
“Sebaliknya kalau dia bagus kita akan berikan insentif. Dan kalau di desa supaya lebih efektif pengelolaan sampahnya kita dorong untuk dilombakan. Di Bali itu masyarakatnya sangat senang sekali dengan lomba, kalau dilombakan dia serius,” papar Koster.
Maka dari itu kaitan dengan pengelolaan sampah berbasis sumber ini sesuai Pergub 47 Tahun 2019, akan diadakan lomba desa yang mampu menuntaskan sampahnya secara baik akan diterapkan mulai 2026, tetapi dari sekarang diumumkan, sehingga mulai melakukannya dari sekarang.
“Kalau dia berhasil di 2026 akan diberikan hadiah Rp 500 sampai Rp 1 miliar kepada desa yang berhasil mengelola sampahnya dengan baik. Saya kira ini paling bagus mendorong untuk lebih efektif dalam pengelolaan sampai berbasis sumber di desa,” urainya bersemangat.
Menurutnya, sekarang dengan ada energi langsung karena ada dukungan dari bapak Menteri, Panglima TNI, Pangdam, Danrem dan jajarannya Babinsa sudah berperan di desa saya rasa masyarakat itu akan semangat bergotong-royong.
Pangdam IX/Udayana, Mayjen TNI Muhammad Zamroni mengungkapkan, bahwa bisa disaksikan kegiatan hari ini paling tidak bisa menjawab keriuhan pembahasan UU TNI.
Tetapi peran TNI lebih dari itu, bahwa Kementerian dan Lembaga memandang bahwa TNI ini salah satu potensi yang bisa digerakkan.
“Kami siap untuk membantu Kementerian Lingkungan Hidup untuk menanggulangi sampah di Bali bersama Pemerintah Daerah. Mudah-mudahan bisa kita tuntaskan masalah sampah di Bali ini. Kami di lapangan akan turut serta membantu menggerakkan masyarakat, sehingga bisa memproses sampah itu dari sumbernya,” demikian kata Mayjen TNI Zamroni.
Sebagai informasi, Babinsa di Provinsi berjumlah 854 orang dan se-Kodam IX/Udayana mencapai ribuan.
Babinsa dari NTT dan NTB juga akan dilibatkan, bahwa sampah ini menjadi persoalan nasional mudah-mudahan dengan pembekalan pengetahuan bagi Babinsa ini, sehingga efektif untuk mengedukasi dan menggerakkan masyarakat dalam rangka mengolah sampah mulai dari sumbernya.(*)
Kumpulan Artikel Bali