Berita Bali
NGUSABA Kadasa Pura Ulun Danu Batur Bali, Puncak 12 April Sineb 24 April 2025, Atensi Sampah Plastik
Tidak diperbolehkan membawa sarana persembahan baik berupa banten, aturan, dan sarana persembahan lainnya menggunakan tas plastik.
TRIBUN-BALI.COM - Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur, Tahun Saka 1947 (tahun 2025) akan dimulai pada Tilem Kasanga, 28 Maret 2025.
Selama pelaksanaan upacara, Desa Adat Batur selaku pangemong pura mengimbau umat yang akan bersembahyang dapat meminimalisasi dan mengelola sampah, khususnya sampah plastik.
Dalam Paruman Agung Ngusaba Kadasa Pura Ulun Danu Batur tahun 2025, yang dilaksanakan di Madya Mandala Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Kecamatan Kintamani, Bangli, Jumat, 21 Maret 2025, pangemong pura memohon kesediaan umat dan masyarakat umum untuk bersama-sama ngayah meminimalisasi sampah selama ritual Ngusaba Kadasa.
Sebagaimana disebutkan, puncak upacara Ngusaba Kadasa tahun 2025 akan berlangsung tepat pada Purnama Kadasa, 12 April 2025 dan akan nyejer hingga upacara masineb pada 24 April 2025.
Baca juga: ARUS Mudik 2025, Hampir 25 Ribu Unit Kendaraan Keluar Bali, Pemudik Antre di Pelabuhan Gilimanuk
Baca juga: CLOSED! Pendakian Gunung Agung 28 Hari, Serangkaian Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Besakih

“Ida bhatara-bhatari akan kodal atau nyejer (disetanakan di Jero Agung, red) selama 13 hari dari tanggal 11 April 2025 sampai 24 April 2025. Selama pelaksanaan ritual tersebut, dan juga untuk selanjutnya, kami mohon maklum dan partisipasi aktif masyarakat untuk bisa meminimalisasi sampah di kawasan pura,” kata Pangemong Pura Ulun Danu Batur, Palinggih Dane Jero Penyarikan Duuran Batur seizin Palinggih Dane Jero Gede Duhuran Batur.
Dalam upaya menjaga kebersihan pura, Desa Adat Batur secara kolaboratif bersama dengan BASAbali Wiki, Pemerintah Provinsi Bali, serta komunitas juga akan merilis Pangeling-eling Panca Pamahayu Pura sebagai imbauan pengingat umat dalam menjaga kebersihan dan kesucian pura.
Kelima pengingat tersebut yakni:
Tidak diperbolehkan membawa sarana persembahan baik berupa banten, aturan, dan sarana persembahan lainnya menggunakan tas plastik.
Apabila ada yang masih menggunakan plastik, agar dibawa pulang setelah persembahyangan selesai dilakukan.
Mari kurangi banten dan persembahan lainnya yang masih menggunakan bungkus plastik agar tidak mengurangi kesucian dan bisa mencemari lingkungan.
Setelah selesai sembahyang, sarana persembahyangan seperti sampian, canang, dan dupa agar diambil lalu dibawa pulang atau dapat dibuang di tempat sampah.
Masyarakat yang akan memohon tirta, agar membawa tempat tirta masing-masing sehingga tidak menggunakan plastik.
Setelah selesai bersembahyang dan menikmati sisa persembahan di halaman pura, sangat dimohon agar sampah yang dihasilkan dibawa pulang, tidak diperbolehkan menyisakan sampah di area suci pura ataupun di jalan.
“Melalui Pangeling-eling Panca Pamahayu Pura ini kami mengajak masyarakat dan juga umat turut serta ngayah menjaga kesucian dan kebersihan pura. Dengan ini, kami mengajak masyarakat tidak saja ngaturang sembah bakti kepada Ida Bhatari-Bhatara Batur secara niskala atau rohani, tetapi juga ngaturang sembah bakti secara sakala dengan menjaga parahyangan Ida Bhatara,” ucapnya.
Terkait dengan volume sampah, Jero Penyarikan Duuran mengatakan dalam hari-hari normal volume rata-rata sampah di Pura Ulun Danu Batur bisa lebih dari 100 kg per hari. Ketika odalan, volumenya bisa berkali-kali lipat.
“Apabila Ngusaba Kadasa, per harinya bisa bertruk-truk. Selama ini kami mengandalkan tempat pembuangan sampah sementara di dekat pura yang secara swadaya diadakan oleh pangemong pura, sebab pengangkutan sampah juga belum maksimal dari pihak terkait.
7 Berita Bali Hari Ini, Dampak PBB Naik Masyarakat Jadi Jual Aset, Denpasar Perbanyak Mesin Gibrig |
![]() |
---|
Hasil Penelusuran Imigrasi Denpasar Terkait Dugaan Eks Tentara Israel Jadi Investor di Bali |
![]() |
---|
PRO KONTRA Rencana Legalkan Kasino di Bali, Berikut Pendapat Kriminolog Prof Rai Setiabudhi |
![]() |
---|
PREDIKSI PBB Naik 10 Kali Lipat di Bali, Masyarakat Tak Mampu Bayar Bakal Jual Aset |
![]() |
---|
Kenaikan PBB 10 Kali Lipat Berdampak pada UMKM, Petani, Pensiunan, Hingga Pemilik Tanah Warisan |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.