TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Lagi-lagi kasus ulah pati (akhiri hidup) kembali terjadi di Bali, kali ini korbannya anggota Polres Buleleng.
Korban ulah pati tersebut bernama Aiptu Made Suwenten, beliau bertugas sebagai Bhabinkamtibmas Desa Pancasari Polsek Sukasada Polres Buleleng.
Jenazah Aiptu Made Suwenten ditemukan ulah pati dengan kondisi tergantung di sebuah kandang sapi, Banjar Babakan, Desa Sambangan, Buleleng pada Senin 7 April 2025 sekitar pukul 12.00 Wita.
Kabid Humas Polda Bali, Kombes Pol Ariasandy tak mengungkapkan terkait motif ulah pati korban.
Baca juga: VIRAL di Medsos, Tas Ni Komang Merta Raib di Klungkung, Isinya Emas 300 Gram
Dia mengarahkan untuk menghubungi Humas atau Kapolres Buleleng untuk mengetahui motif ulah pati Aiptu Made Suwenten.
"Langsung ke Humas Buleleng atau Kapolres," kata Kabid Humas Polda Bali pada Selasa 8 April 2025.
Sementara seorang rekanan almarhum menyebutkan, bahwa sosok Aiptu Made Suwenten merupakan pribadi ramah dengan teman-temannya.
"almarhum teman saya, baik dan ramah," kata salah seorang anggota Polda Bali tersebut.
Baca juga: ADA APA? FBI Turun Tangan Kasus Kecelakaan Kadek Melly, Jenazah Tak Boleh Dijenguk Siapapun
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, polisi berusia 48 tahun itu ditemukan tewas dengan luka jeratan di leher yang pertama kali ditemukan oleh sang kakak, Gede Wenten setiba dari kebun.
Setelah mengetahui sang adik ulah pati menggunakan selendang, Wenten langsung berupaya memotongnya kemudian memanggil orangtua dan sanak saudaranya.
Selendang warna biru yang digunakan untuk gantung diri juga diamankan sebagai barang bukti.
Selain luka jeratan di leher, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuhnya.
Kasus ulah pati anggota TNI dan Polri
Beberapa kasus ulah pati (mengakhiri hidup) pernah terjadi di wilayah Bali dengan korban anggota TNI dan Polri.
Salah satu tindakan ulah pati dilakukan anggota TNI yang baru berdinas di Singaraja, Nyoman T (22) yang ditemukan menggantung dirinya di Jembatan Tukad Bangkung menggunakan tali rafia, pada Sabtu 4 Desember 2021 lalu.
Anggota TNI itu ditemukan dalam kondisi tak bernyawa di bawah Jembatan Tukad Bangkung.
Oknum TNI itu diduga sempat berolahraga di areal Jembatan Tukad Bangkung sebelum melakukan ulah pati.
Hal itu terlihat dari pakaian yang digunakan korban ulah pati itu, lengkap dengan sepatu hitam, jaket hitam dan topi warna hijau.
Kemudian, kasus ulah pati dilakukan oleh oknum anggota Polda Bali berinisial Aipda AES di Jembatan Tukad Bangkung.
Kasus ulah pati yang dilakukan oknum anggota Propam Polda Bali diketahui pada Minggu 16 Maret 2025, sekitar pukul 10.00 WITA.
Jasad Aipda AES ditemukan dibawah Jembatan Tukad Bangkung diduga setelah melakukan ulah pati dengan melompati Jembatan Tukad Bangkung.
Penemuan jenazah korban ulah pati itu awalnya karena adanya kecurigaan sebuah mobil yang terparkir di Jembatan Tukad Bangkung.
Menurut keterangan saksi, mobil anggota Propam Polda Bali itu terparkir di Jembatan Tukad Bangkung sejak pagi hari.
Kepala Bidang Humas Polda Bali, Kombes Pol Aria Sandy menyebut motif ulah pati yang dilakukan Aipda AES diduga karena permasalahan keluarga.
"Ya, yang bersangkutan berdinas di Propam Polda Bali, untuk dugaan karena masalah keluarga," ungkap Kombes Pol Sandy.
Serka INS ulah pati di Singaraja
Kasus ulah pati juga menimpa anggota TNI Serka INS (48), korban mengakhiri hidup menggunakan pistol, di bengkel senjata Detasemen Peralatan IX/3 Singaraja Kodam IX/Udayana, pada Rabu 26 Februari 2025 sekitar pukul 11.55 Wita.
Kapendam IX/Udayana, Kolonel Inf Agung Udayana menyampaikan, bahwa korban ulah pati meninggalkan seorang istri dan belum memiliki anak.
"Benar bahwa telah terjadi peristiwa bunuh diri, Serka INS (inisial) anggota Denpal IX/3 Singaraja Kodam IX/Udayana. Korban usia 48 tahun, meninggalkan seorang istri dan belum punya anak," ungkap Kapendam saat dikonfirmasi Tribun Bali, pada Kamis 27 Februari 2025.
Kolonel Agung Udayana mengatakan, bahwa korban Serka INS dikenal sebagai prajurit yang baik dan disiplin jauh dari masalah di dalam satuan.
"Dalam keseharian informasi dari rekan-rekannya maupun komandan satuan yang bersangkutan adalah prajurit yang baik dan disiplin," bebernya.
Sementara disinggung mengenai penyebab atau latar belakang persoalan yang menyebabkan Serka INS nekat akhiri hidup saat ini masih dalam investigasi tim Kodam IX/Udayana.
"Sementara telah dibentuk Tim investigasi Gabungan internal Kodam untuk mendalami peristiwa tersebut," tuturnya.
"Apabila ada temuan-temuan maupun perkembangan lebih lanjut dari tim investigasi, kami informasikan secara transparan," sambun Kolonel Agung Udayana
Peristiwa ulah pati itu terjadi pada Rabu 26 Februari 2025 sekitar pukul 11.55 Wita.
Anggota Detasemen Peralatan (Denpal) IX/3 Singaraja itu, ditemukan meninggal dunia dengan luka pada bagian kepala mengucurkan darah.
Dugaan awal mengarah pada korban melakukan aksi bunuh diri menggunakan senpi di bengkel senjata milik TNI, Singaraja. Namun, penyebab pasti hal tersebut masih didalami melalui investigasi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun Tribun Bali, sesaat sebelum ditemukan tewas, korban Serka INS bersama rekannya pratu DM saat itu sedan bertugas, saat Pratu DM beristiahat makan siang, korban istirahat di bengkel senjata, beberapa saat lalu terdengar letusan senjata api.
Selanjutnya dicek ke sumber suara letusan senpi tersebut berada di bengkel senjata dan korban ditemukan meninggal dunia di tempat tersebut dengan posisi terduduk dengan pistol di pangkuannya. (*)
Disclaimer:
Berita atau artikel ini tidak bertujuan untuk menginspirasi tindakan bunuh diri. Pembaca yang merasakan tanda-tanda depresi dan memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit atau klinik yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa. Anda juga bisa simak hotline https://www.intothelightid.org/tentang-bunuh-diri/hotline-dan-konseling/
(*)